Memiliki fisik yang tidak sempurna tidak membuat pebulu tangkis difabel ini minder. Penulis: Rangga Baskoro
Justru Suban saat ini merupakan salah satu atlet bulu tangkis kursi roda andalan Ibu Kota Jakarta.
Suban mengalami kecelakaan saat SMA. Hal itu menyebabkan kedua kakinya mengalami kelumpuhan.
"Saya kecelakaan waktu SMA, jadi kakinya lumpuh. Kemudian ikut komunitas, lalu mereka mengarahkan kami untuk mengeksplor diri. Ditanyakan mengenai hobi dan kemampuan. Karena saya suka bulu tangkis, jadi saya tekuni," ujar Suban seperti dikutip Bolasport.com dari Wartakota.
Malang melintang sebagai atlet selama kurang lebih 7 tahun bukannya tak menghasilkan apa-apa. Suban pernah meraih medali emas kejuaraan Para Games bulu tangkis kursi roda kelas ganda putra di tingkat Nasional.
(Baca Juga: Bonus Spesial Menpora untuk Marcus/Kevin)
Selain itu, ia pun menyabet medali perak di kelas single.
Tak seperti permainan bulu tangkis pada umumnya, terdapat beberapa peraturan yang dihapus bagi para atlet bulu tangkis penyandang disabilitas.
Suban menjelaskan hal tersebut dilakukan guna memudahkan para atlet untuk mengejar bola.
"Jadi kalau single, dihitung masuk kalau bola jatuh di 1 kotak terdekat. Kalau double semuanya dihitung masuk. Netting tidak dihitung masuk. Kalau servis, terus bolanya masuk kotak kecil di paling belakang dihitung out. Tapi setelah pukulan kedua, dihitung masuk," ungkapnya.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | wartakota.tribunnews.com |
Komentar