"Saya prihatin dan sedih kalau sampai pak Djoko Pramono mundur dari INASGOC," kata Nur Ali yang merangkap Komisi Olimpic Culture and Education.
Dengan mundurnya Djoko Pramono, kata Nur Ali, jumlah personil INASGOC dari kalangan olahraga yang sedikit menjadi semakin berkurang lagi.
"Jumlah personil INASGOC dari kalangan olahraga itu hanya 10 persen dan 90 persen lagi dari kalangan bukan olahraga. Harusnya INASGOC itu diiisi lebih banyak dari kalangan olahraga. The righ man on the right place," ujarnya.
DDjoko Pramono yang menjabat Wakil Deputi I INASGOC secara resmi mundur per tanggal 1 Januari 2018.
(Baca Juga: Nostalgia Medali Indonesia pada Asian Para Games Incheon 2014)
Dan, Djoko Pramono tercatat sebagai orang keempat yang mundur dari Deputi I yang membawahi Sports, Venues, Athlete Village, Medical Doping, dan Arrival dan Departure (Kedatangan dan Keberangkatan).
Sebelumnya, Raja Parlindungan Pane (Ketua SIWO Pusat) dan Muddai Madang (Wakil Ketua Umum KOI), Anto Nawir (Anggota Komite Eksekutif KOI) juga mundur dari Deputi I INASGOC.
"Ya, saya memang mundur dari Wakil Deputi I INASGOC per 1 Januari 2018. Dan, surat pengunduran diri sudah saya sampaikan," kata Djoko Pramono.
Meski diduga ada ketidakcocokan dengan panitia INASGOC lainnya, tapi Djoko Pramono membantah.
Alasannya mundur dari Wakil Deputi I karena dia ingin konsentrasi penuh menangani persiapan Tim Angkat Besi menuju Asian Games 2018.
"Saya ingin konsentrasi penuh menangani Tim Angkat Besi yang menjadi salah satu cabang olahraga andalan Indonesia yang ditargetkan meraih medali emas pada Asian Games 2018. Mudah-mudahan dengan saya konsentrasi penuh target yang dibebankan bisa terwujud. Selain itu, saya juga punya kesibukan menjalankan bisnis di Batam," tuturnya.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar