Banyak tim olahraga tradisional terjun ke eSports sepanjang 2017. Faktor audiens menjadi salah satu pemicu utama.
Hal ini diungkapkan oleh Ari Segal, presiden dan CEO Immortals, suatu organisasi eSports asal Amerika Serikat.
"Tim olahraga tradisional melihat esports sebagai kesempatan sangat efektif untuk mengakses demografis muda, yang secara umum punya penghasilan besar," tutur Segal yang organisasinya juga memiliki tim Los Angeles Valiant di Overwatch League, seperti dikutip BolaSport.com dari Dotesports.com.
Ia melanjutkan banyak pemilik klub tradisional yang melihat anak cucu mereka bermain video game dan mengikuti esports.
"Mereka melihat bahwa demografi esports terang sekali, apalagi ketika olahraga tersebut bertumbuh sementara properti olahraga lain menurun," lanjutnya.
Temuan perusahaan media terkemuka, Mindshare, pada 2016 menunjukkan bahwa 65 persen pemirsa esports Amerika Serikat berada di usia 18-34 tahun.
Selain itu, generasi Millenial AS mengurangi konsumsi televisi (suatu platform yang menjadi andalan olahraga tradisional) dan menonton lebih banyak konten online, khususnya esports.
(Baca Juga: Harry Kane Akhiri 7 Tahun Dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo)
Wajar apabila rakasasa-raksasa olahraga Amerika bergantian turun ke eSports.
Pada Mei 2017, pemilik franchise NFL terkemuka, New England Patriots, membeli tempat di Overwatch League senilai 20 juta dolar.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | dotesports.com |
Komentar