"Selain kekalahan, cedera lutut Nadal masih terus berlanjut yang tentu saja sering mengancam kariernya," tutur Toni lagi.
(Baca Juga: Jauh dari Lubuk Hati yang Paling dalam, Kubrat Pulev Masih Ingin Bertarung Melawan Anthony Joshua)
Meski begitu, Toni yang tidak lagi melatih keponakannya itu percaya Nadal selalu bisa lepas dari titik terendahnya.
"Pada 2005, itu menjadi titik terendah perasaan kami," ucap Toni mengenang kebersamaannya dengan Nadal.
"Saya sampai tidak tahu harus melakukan apa lagi, tetapi di saat rumit seperti itu, pada akhirnya membuat kami terbiasa dengan hal-hal menyakitkan dan luka-luka berikutnya yang akan datang," kata Toni lagi.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar