Paman dan mantan pelatih Rafael Nadal, Toni Nadal, mengungkapkan dua momen paling menyakitkan yang pernah dialami oleh petenis nomor satu dunia itu saat ini.
Nadal menikmati kesuksesan besar di bawah asuhan pamannya, Toni, dengan memenangi 16 Grand Slam, 30 gelar Masters Series, dan dua medali emas Olimpiade.
Kemitraan Toni dan Nadal telah selesai pada akhir musim tahun 2017.
Meski mengalami berbagai kejayaan dengan gelimang prestasi, Toni mengaku bekerja sama dengan keponakannya tidak selalu berjalan dengan mulus.
(Baca Juga:Ini Deretan Nama Pebulu Tangkis Paling Berjaya di Era Superseries, Salah Satunya Pemain Indonesia)
"Sepanjang bekerja sama, kami telah mengalami beberapa saat sulit," kata Toni dikutip BolaSport.com dari Express.
"Apa yang telah terjadi adalah saya tahu bahwa kesengsaraan adalah bagian dari kehidupan dan saya telah merasakan bahwa kami mengalami kesulitan," lanjut Toni.
Di antara sekian banyak kesulitan yang pernah dialami, Toni lantas menyebutkan dua momen yang dirasa paling menyakitkan untuk Nadal dan dirinya.
"Ada dua kekalahan yang paling menyakitkan bagi saya dan Nadal saat kami masih bekerja sama. Pertama, pada Australia Terbuka 2012 saat dikalahkan Novak Djokovik. Kedua, saat di Prancis Terbuka 2009 melawan Robin Soderling," lanjut Toni.
Momen menyakitkan bagi Nadal, menurut Toni tidak hanya dikalahkan saat pertandingan, tetapi juga munculnya cedera.
"Selain kekalahan, cedera lutut Nadal masih terus berlanjut yang tentu saja sering mengancam kariernya," tutur Toni lagi.
(Baca Juga: Jauh dari Lubuk Hati yang Paling dalam, Kubrat Pulev Masih Ingin Bertarung Melawan Anthony Joshua)
Meski begitu, Toni yang tidak lagi melatih keponakannya itu percaya Nadal selalu bisa lepas dari titik terendahnya.
"Pada 2005, itu menjadi titik terendah perasaan kami," ucap Toni mengenang kebersamaannya dengan Nadal.
"Saya sampai tidak tahu harus melakukan apa lagi, tetapi di saat rumit seperti itu, pada akhirnya membuat kami terbiasa dengan hal-hal menyakitkan dan luka-luka berikutnya yang akan datang," kata Toni lagi.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar