Satu suara terakhir yang sangat mahal dan menentukan ketika keduanya skor sama 30-30 ini.
Skor sama ini membuat suasana dalam ruangan ber-AC di Gelanggamg Remaja Pulo Gadung itu sempat sunyi seketika.
Betapa tidak, Semua berdebar menanti satu suara penentu yang terakhir. Didi dari cabor panahan sebagai saksi mengambil secarik kertas yang sudah tertulis salah satu nama dari kedua kandidat yang bertarung.
Ia membuka potongan kertas penentu tersebut kemudian berikutnya Prof Dr Nur Ali, salah satu pimpinan sidang membacakan nama yang tertera dalam lembaran tertutup itu. Ternyata nama terakhir yang dibaca adalah peserta nomor urut dua, Djamhuron.
(Baca Juga: Nama Bio Paulin Tak Masuk Daftar 24 Pemain Sriwijaya FC, Ternyata..)
Suasana masih agak terdiam, namun selang beberapa detik kemudian sorak gemuru kemenangan memecah dalam ruangan yang kemudian menjadi saksi sejarah atas proses kemenangan sebuah pemilihan yang luar biasa demokrasi.
Warna-warni protes, interupsi, dan gontok-gontokan sudah berakhir. Yang terlihat adalah dua kubu seperti bersatu. Saling peluk dan saling cium, meski masih tersisah rasa kecewa pada kubu yang kalah.
Djamhuron dalam sambutan singkatnya mengatakan pemilihan Ketua Umum KONI DKI kali ini adalah benar benar demikrasi.
Dia mengajak semua anggota KONI DKI untuk bersatu dengan tekad merebut kembali gelar juara umum di PON XX/2020 di Papua.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar