Pelatih tim atletik PPLP difabel Jateng yakni Robby Suryo Bitono dan Komaruddin bercerita soal suka duka menjadi pelatih atlet difabel.
Keduanya bercerita bahwa untuk menuai kesuksesan, maka dibutuhkan sebuah kerja keras yang harus dilalui suka dan duka.
Keduanya melatih para atlet dengan sepenuh hati. Apalagi tak sedikit dari atlet tersebut yang memulai dari nol.
Bahkan, ada yang bukan dari latar belakang keluarga atlet.
Ini menjadi pengalaman menarik selama mereka blusukan mencari atlet ke penjuru Provinsi Jawa Tengah.
Sebelum merekrut atlet baru, Robby dan Komar harus memastikan mendapatkan restu dari orang tua si anak.
Dia kadang harus bolak-balik untuk meyakinkan.
(Baca Juga: Ini Kekuatan Lawan Bali United, Chiangrai United yang Dibeberkan Pelatih Persija)
Mereka juga punya jurus tersendiri dalam merekrut atlet, bukan asal-asalan.
Mulai dari kriteria postur tubuh, kondisi psikis, kemampuan motorik, power, hingga akselerasi.
"Faktor psikis juga jadi pertimbangan utama. Saya menghindari atlet-atlet yang ndablek. Meskipun tak sedikit dari mereka ada yang suka kangen keluarga dan minta pulang," ujar Robby, seperti dikutip Bolasport.com dari situs resmi Asian Para Games 2018, Jumat, (19/01/2018).
"Itu juga jadi pengalaman dan perlu pendekatan emosional," lanjut Robby.
Robby bersyukur atlet-atlet anak didiknya penurut dan tidak neko-neko. Mereka termotivasi untuk bisa meraih prestasi. Apalagi mereka banyak yang dari keluarga kurang mampu.
Atlet PPLP Jateng sendiri sudah punya segudang prestasi, diantaranya Kharisma Evi Tiarani peraih medali emas nomor lompat jauh T44, satu perak nomor lari 100 meter dan Figo Saputro peraih medali perunggu lari 100 meter T46/47 di ASIAN Youth Para Games 2017 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Asianparagames2018.com |
Komentar