“Kuncinya adalah pemilihan ban, serta keputusan dalam mengatur ritme. Kapan saya harus menggeber sepeda, kapan pula saya harus menyimpan tenaga,” ucap Koko.
Kemenangan Koko dan Kusma membuat posisi keduanya terdepan dalam perburuan tiket menuju Enduro World Series di Spanyol, tahun depan.
Maklum, layaknya juara umum tahun lalu yang diterbangkan ke Nepal, pengumpul titel terbanyak dari rangkaian 11 Seri Induro 2018 di empat kategori, masing-masing berhak atas selembar tiket.
Untuk keseluruhan seri di tahun ini, kalender Induro akan memperlombakan lima seri Induro (uphill dan downhill), dua seri gravity(downhill), tiga seri cross country (Induro Laps), dan satu seri road race (Induro Loops).
Setelah Sukawana, seri akan berlanjut di PGV Cimanggis, Depok (25 Februari), Cikole Gravity Park, Jawa Barat (20-21 April, Klangon Gravity Park, Yogyakarta (12-13 Mei), Sentul, Jawa Barat (1 Juli), dan Malino, Sulawesi Selatan (14-15 Julu).
Dilanjutkan PGV Cimanggis, Depok (12 Agustus), Kalipuro, Jawa Timur (15-16 September), PGV Cimanggis, Depok (7 Oktober), Carita, Banten (27-28 Oktober), dan ditutup di Mataram, Nusa Tenggara Barat (24-25 November).
(Baca Juga: Wawancara Eksklusif, Julien Faubert di Antara Suporter West Ham dan Borneo FC)
“Kami tetap memegang komitmen untuk memperlombakan lima seri Induro di setiap tahun. Lima seri Induro di tahun ini akan digabungkan dengan seri lain sehingga secara total akan ada 11 seri."
"Akan ada banyak rintangan baru, dan saya jamin adrenalin dan ketrampilan para peserta akan lebih teruji,” ucap Ibnu Rusdian, pendiri Induro sekaligus ketua panitia Indonesia Enduro 2018.
Pada kesempatan yang sama, Ibnu juga merasa puas atas kemajuan penyelenggaraan kali ini.
Dibanding seri terakhir tahun lalu, kontestan di Sukawana mengalami peningkatan hingga 35 persen.
“Seluruh peserta mengaku tak sabar mengikuti tantangan-tantangan baru di seri-seri berikut,” ujar Ibnu, menyoal 611 peserta yang terjun di Seri I.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar