Hal ini seharusnya tak mencerminkan bahwa saat berada di perkampungan atlet, tak ada lagi kegiatan lain yang bisa dilakukan.
Atlet biasanya menikmati fasilitas seperti pusat kebugaran, makan siang, pusat media atau pun lokasi untuk beribadah. Jadi tak melulu kegiatan yang memerlukan kondom.
Segala kenyamanan khas permukiman pun disediakan di lokasi itu. Mulai dari komunitas terkecil dengan nama perkampungan atlet, hingga yang paling besar, perkampungan Olimpiade.
(Baca Juga: Selain Lolos ke Putaran Final Piala Uber 2018, Ternyata Tim Putri Indonesia Cetak Sejarah Ini)
Di tempat-tempat tersebut, para atlet bisa merasakan beragam kemudahan, mulai dari kantor pos hingga toko bunga pun ada.
Juru bicara dari perusahaan produsen kondom Korsel Convenience, Chung Geun-saik menyebutkan bahwa ribuan kondom itu disalurkan dengan "niatan baik".
Salah satu misinya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
Namun, Chung juga mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman yang ada, banyak orang yang mengambil kondom itu, tanpa harus memakainya. Kondom itu mereka simpan sebagai suvenir.
Jika dihitung secara matematis, rata-rata atlet akan mendapatkan 37 kondom. Sebuah angka yang terbilang besar, untuk ajang yang berlangsung hanya dua minggu.
Perkampungan atlet Olimpiade diperkirakan bakal menampung 2.925 atlet dari 90 negara.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Kompas.com/Glori K. Wadrianto |
Komentar