Satuan kerja khusus telah dibentuk oleh Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) untuk menyaring atlet terbaik yang masuk timnas berkuda di Asian Games 2018.
Satuan kerja khusus berkuda Asian Games ini diketuai oleh Triwatty Marciano dengan wakil ketua Fatchul Anas, mantan manajer timnas berkuda di SEA Games 2017, Malaysia.
Satuan kerja berkuda Asian Games ini dilengkapi berbagai perangkat yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kompetisi berkuda Asian Games 2018 yang akan dilangsungkan di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Agustus mendatang.
Reshwara 'Reshi' Radinal ditetapkan sebagai manajer timnas, sementara Nadia Marciano sebagai wakilnya.
Reshi, Nadia dan satuan kerja khusus berkuda Asian Games 2018 ini sudah merancang tahapan pembentukan timnas berkuda Indonesia melalui empat babak kualifikasi pada tiga disiplin yang akan dipertandingkan: dressage, jumping dan eventing. Empat babak kualifikasi untuk pembentukan timnas berkuda Indonesia ini akan digelar Maret hingga Juni mendatang.
Langkah PP Pordasi dan khususnya satuan kerja berkuda Asian Games 2018 ini diapresiasi oleh Rahmat Natsir, rider senior dari Anantya Riding Club (ARC).
(Baca Juga: 11 Foto Ini Berbicara Banyak di Laga Chelsea Vs Barcelona, Nomor 9 Bikin Terharu)
"Saya kira bagus ya, pembentukan timnas lebih fair karena berdasarkan hasil seleksi melalui empat babak kualifikasi itu," tutur Rahmat Natsir, yang ikut dalam timnas berkuda ke SEA Games 2017, Malaysia.
Rahmat Natsir sendiri tidak ikut kualifikasi karena ketiadaan kuda tangguh yang ditungganginya. Menjelang SEA Games 2017 ia memang 'dibelikan' Jusmin Suwoko yang pemilik ARC kuda warmblood asal Belanda, DJ Jazz. Namun, setelah SEA Games, DJ Jazz sudah diminati member-nya di ARC.
"Jadi sekarang tidak ada kuda lagi," kata Rahmat Natsir, GM ARC.
Rahmat Natsir juga mengapresiasi upaya satuan kerja khusus berkuda Asian Games yang berencana mendatangkan sejumlah instruktur atau pelatih dari mancanegara guna meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan kemampuan para rider nasional yang diproyeksikan ke Asian Games tersebut.
Dari rancangan program satuan kerja khusus tersebut, sejumlah coach handal akan didatangkan ke Indonesia. Yakni, Ralf Muller (dressage), Ian Fearon (jumping), dan Joss Gray (eventing).
(Baca Juga: Update Transfer - 4 Pemain Asing Siap Ramaikan Liga 1, Ada 2 Wajah Lama)
Satuan kerja khusus berkuda juga merencanakan coaching-clinic untuk jumping, dengan kemungkinan mengundang Gavin Chester, Stuart Mitchell dan Marsc Boes. Clinic jumping ini direncanakan diadakan lima kali, antara Maret hingga Juni.
Berkuda memang membutuhkan biaya besar. Tak mengherankan jika PP Pordasi mengajukan dana sebesar Rp60.9 miliar untuk anggaran Asian Games 2018. Namun, dari permintaan hampir Rp60.9 miliar itu yang disetujui oleh Kemenpora hanya Rp10.3 miliar.
Dari Rp10.3 miliar itu, hampir separuhnya yakni sekitar Rp5 miliar akan terpakai untuk sewa satu kuda yang akan ditunggangi oleh Larasati Gading, yang diandalkan merebut satu medali emas dari dressage.
"Kita masih mencoba mengupayakan tambahan dana secara mandiri, dengan menjalin kerjasama dari sponsor, termasuk BUMN. Mudah-mudahan dapat tambahan," jelas Nur Chasanah, dari bidang finance satuan kerja seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar