Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengaku tak akan tinggal diam dengan aturan baru Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang mulai berlaku tahun ini.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan bahwa pihaknya akan menyurati BWF.
Isi surat tersebut menyebutkan tiga keberatan PBSI tentang aturan baru BWF yang dinilai memberatkan pemain.
Langkah awal sebelum mengirim surat tersebut adalah dengan mengikuti Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC).
"Akan ada pertemuan dengan BAC bulan depan. Kami akan diskusikan dengan negara lain karena beberapa negara memang keberatan juga," ujar Susy seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
(Baca Juga: Tim Pemantau KONI Riau Bakal Dibentuk Untuk Perispan PON 2020 di Papua)
Susy memastikan bahwa Indonesia akan menghimpun suara dari ranah Asia sebelum maju ke BWF.
"Mungkin saja akan ada pemungutan suara. Saya harus cek lagi dengan tim hubungan internasional soal ini," ujar Susy.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan suara yang cukup kuat.
"Indonesia adalah salah satu negara yang dipandang di bulu tangkis seperti China, Korea, Denmark, dan Malaysia yang punya suara cukup kuat untuk memberikan masukan," kata Susy menegaskan.
(Baca Juga: Aturan Servis Lama Dihapus, Awal Serangan Bulu Tangkis Tambah Mirip dengan Tenis)
Surat PBSI kepada BWF akan menyoroti tiga aturan baru pada 2018 yaitu servis 115 cm, jumlah turnamen untuk pemain elite selama setahun, dan sistem skor.
Aturan-aturan tersebut akan mula diuji coba pada turnamen All England 2018 yang berlangsung pada 14-18 Maret 2018 di Birmingham, Inggris.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindoensia.org |
Komentar