Di saat-saat seperti itulah Federer merasa panik dan mulai menerapkan filosofi hidupnya bahwa dia harus melihat segala sesuatu dalam sudut pandang "gelas setengah penuh."
"Saya pergi rehab dan melihat perbaikan setiap hari dan itu menjadi lebih mudah. Ketika keadaan mandek, saya melakukan pembicaraan dengan istri dan teman-teman saya," tutur Federer.
Kepanikan yang dialami Federer akhirnya mereda.
Terbukti, pasca-cedera, Federer bisa tampil gemilang pada 2017.
Pada awal 2018, Federer kembali puncak peringkat tenis dunia setelah memenangkan Rotterdam Open edisi kali ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar