Sebelum mencicipi manisnya juara Olimpiade Athena 2004 ternyata ada perjuangan berat di belakang seorang Taufik Hidayat.
Mantan tunggal putra andalan Indonesia tersebut mengakui bahwa dia sempat bermasalah dengan pelatnas jelang bergulirnya Olimpiade Athena 2004.
"Sebelum 2004 pelatih saya sempat pindah ke Singapura," ujar Taufik seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.
Pada masa itu, Taufik mengaku sempat mengikuti sang pelatih, Mulyo Handoyo, ke Singapura.
"Saya juga sempat ikut ke Singapura selama tiga bulan dan saya balik lagi ke Jakarta," ucap Taufik menambahkan.
(Baca Juga: Paul George Merasa Trio Oklahoma City Thunder Tidak Diperlakukan Adil oleh Wasit NBA)
Pria berusia 36 tahun tersebut mengaku dirinya diberi pilihan sulit menjelang bergulirnya kualifikasi menuju Olimpiade Athena 2004.
"Satu tahun setengah sebelum Olimpiade pelatih saya tanya, Apa kamu mau juara untuk Olimpiade kali ini atau enggak dan mengikuti program latihan dia?" tutur Taufik.
Ayah dua anak tersebut mengakui bahwa saat itu dia hampir saja gagal lolos kualifikasi Olimpiade Athena 2004.
"Dari situlah sebisa mungkin saya kerja keras untuk berusaha menjadi yang terbaik," kata Taufik melanjutkan.
Dengan tekad ingin memberikan yang terbaik di Olimpiade, Taufik pun memantapkan diri untuk mengikuti program latihan sang pelatih.
(Baca Juga: Efek Domino Tech3, Ducati Takut Ditinggalkan Tim Satelit pada Musim 2019)
"Bersyukur saya bisa menjadi yang nomor satu di Olimpiade Athena 2004," ucap atlet yang saat dipastikan juara Olimpiade Athena 2004 langsung menangis di pelukan sang pelatih.
Kini setelah tak lagi aktif di lapangan, Taufik mencoba mendukung bulu tangkis dengan cara lain termasuk bergabung dengan partai politik.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Unlimited |
Komentar