(Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Basket FIBA 2023)
Dari kacamata Perbasi, pebasket Afrika memiliki potensi luar biasa bagi timnas Indonesia. Selain punya postur tubuh yang lebih besar ketimbang pebasket lokal, para pemuda itu pun dinilai memiliki power yang mumpuni.
Tak hanya itu, Danny pun mengklaim bahwa tak akan ada masalah basketball Intelligence quotient (IQ bermain basket) pada sepuluh pebasket Afrika pilihannya.
"Rata-rata dari mereka pernah dibawa ke Amerika Serikat untuk menjalani program latihan. Jadi enggak akan ada masalah," ujarnya.
Perbasi hanya akan memboyong sepuluh pemain saja. Mereka khawatir, jumlah pebasket Afrika berlebih akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan basket usia dini Indonesia.
"Lagian, biayanya besar banget. Jadi biayanya hanya cukup untuk sepuluh orang saja," kata dia.
Meski demikian, Danny tak dapat merinci seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk proyek itu. Namun, menurut sumber BolaSport.com, secara hitungan kasar program tersebut bica mencapai miliaran rupiah (dengan asumsi pembinaan hingga 2021).
(Baca juga: Ini Jadwal Putaran Pertama Final Four Proliga 2018)
Menurutnya, perekrutan pemain Afrika ke kancah internasional merupakan hal lumrah yang sudah dilakukan negara-negara lain, terutama Asia. Namun, tak ada agen yang berani terang-terangan membuka status penjualan pemain Afrika di situs resmi mereka.
Danny ditemani koleganya dan tim medis dalam memilih pemain di Afrika. Tim medis, kata Danny, akan bertugas mengecek kondisi kesehatan para pebasket tersebut mengingat tingginya virus HIV di Afrika.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar