"Saya profesional saja, enggak mau ikut-ikutan. Saya serahkan saja (pada Perbasi), apalagi itu urusan cabang mereka. Biarkan disesuaikan dengan keinginan Perbasi," ucap Imam.
Meski demikian, Imam berharap Perbasi menimbang terlebih dulu rencana tersebut. Ia khawatir proyek itu merusak sistem pembinaan bibit pebasket Indonesia.
"Manfaatkan anak-anak Indonesia yang terus berlatih. Kita punya banyak pelajar, banyak sekali. Saya khawatir program itu berdampak pada penerus basket Indonesia," tutur Imam.
(Baca juga: Pro-Kontra Mega Proyek Basket Indonesia - Mantu Rhoma Irama di Balik Proyek Perbasi)
Pada awal April mendatang, Perbasi akan terbang ke Mali, Afrika Barat untuk memburu lalu kemudian mewarganegarakan maksimal sepuluh orang pebasket.
Mereka mengambil sepuluh pebasket Afrika usia Under 15 (U15) untuk memperkuat timnas Indonesia yang mesti lolos kualifikasi Piala Dunia Basket 2023 pada 2021.
Kebutuhan Perbasi untuk memiliki tim yang kuat muncul setelah Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2023 bersama Jepang dan Filipina.
Baca Liputan Khusus Tabloid BOLA dan BolaSport.com:
Pro-Kontra Mega Proyek Basket Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar