"Mungkin ada pemain dari negara lain juga, hanya saja mereka mungkin tidak tertangkap seperti pemain Malaysia kami," kata dia.
Apa yang dikatakan oleh Rashid Sidek dibuktikan dengan contoh yang diberikan oleh mantan manajer Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), Lawrence Chew.
Chew mengatakan BWF harus bekerja sama dengan pemerintah di setiap negara untuk menyelesaikan masalah ini dari hulu hingga ke hilir.
"BWF memiliki otoritas. Saya ingin tahu apakah orang yang menawarkan match fixing kepada para pemain juga bisa ditangkap atau tidak," kata Chew.
"Ini seperti pengedar narkoba dan konsumen narkoba. Lebih penting untuk mendapatkan pengedar narkoba," ucap dia.
Chew lantas memberikan contoh kasus yang melibatkan dua pemain Denmark, Hans-Kristian Vittinghus dan Kim Astrup Sorensen.
(Baca Juga: Kena Sanksi BWF, Apa yang akan Dilakukan Sponsor Terhadap 2 Pemain Malaysia?)
Dua pemain Denmark itu pernah melaporkan kepada BWF ada seorang pemain bukan Malaysia yang telah mendekati mereka untuk memanipulasi pertandingan pada 2014.
Laporan tersebut sudah diselidiki oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) sebagai usaha pembanding atas kasus Zulfadli Zukiffli dan Tan Chun Seang.
Hanya, sampai saat ini belum ada kesimpulan atas penyelidikan tersebut.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar