"Setiap bola (baca: shuttlecock), itu punya karakter masing-masing. Misalnya, kalau menggunakan Yonex, bolanya gimana. Li Ning bagaimana, jadi mereka harus menyesuaikan berbagai karakter bola," aku Herry.
Sementara itu, Herry mengatakan bahwa Marcus/Kevin sudah bisa mengatasi berbagai macam karakter shuttlecock.
(Baca juga: Firman Abdul Kholik Antisipasi Balas Dendam Korea pada Piala Thomas 2018)
"Selain memiliki teknik tinggi, fisik Marcus/Kevin juga bagus. Mereka lebih kuat dan lebih matang karena Gideon umurnya lebih senior, sedangkan Fajar/Rian butuh waktu untuk menaikan level mereka," kata Herry.
Meski Fajar/Rian pasangan muda dan baru tampil pada piala Thomas, Herry mengatakan bahwa mereka masih memungkinkan dipasangkan dengan pemain senior, misalnya dengan Ahsan atau Hendra.
"Tapi, kami juga harus liat lawannya siapa dan head to head-nya bagaimana," ucap Herry.
Tim Thomas Indonesia tergabung di Grup B bersama, Korea, Kanada, dan Thailand.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar