Rashid mengakui bahwa tidak ada pihak yang berharap tim Thomas Malaysia menang pada 1992.
"Kondisi ini sama seperti yang terjadi pada Piala Thomas 2014 dengan Jepang menjadi juara atau Piala Thomas 2016 saat Denmark keluar sebagai pemenang. Meski begitu, kami tidak boleh menekan diri kami sendiri," ucap Rashid.
Mantan pelatih tunggal putra Malaysia itu juga memberikan catatan bahwa tim harus dalam atmosfer positif dan menjauhi hal-hal negatif karena kondisi tersebut menurunkan motivasi tim.
Baca juga: Fernando Alonso Butuh Usaha Lebih Keras untuk Adaptasi dengan Mobil WEC)
"Kunci sukses adalah kerja sama tim. Kedengarannya klise, tapi itu pada dasarnya merupakan modal dalam turnamen beregu. Hal yang juga penting, jangan ada yang merasa tersinggung jika tidak menyumbang poin bagi tim," kata Rashid.
"Tidak boleh saling menunjuk karena Anda menang dan kalah sebagai bagian dari tim," ujar Rashid.
"Tidak ada salahnya berbagi pendapat, tetapi itu harus positif dan mendukung. Sama seperti pada 1992, saya berharap tim tahun ini percaya bahwa tidak ada yang mustahil," kata Rashid lagi.
Tahun ini, tim yang dipimpin Lee Chong Wei berada di Grup D dengan juara bertahan Denmark, Rusia, dan Aljazair.
BAM telah menetapkan target bagi tim Thomas untuk minimal mencapai babak semifinal.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar