Ia menjelaskan bahwa hanya teknologi dan sistem canggih saja yang menggunakan jasa dari mitra luar negeri. Sebagai informasi, beberapa penawaran teknis dari mitra lokal juga lebih tinggi daripada mitra asingnya.
Legacy atau warisan ilmu dan kemampuan ini menjadi salah satu tujuan utama penyelenggaraan Asian Games yang merupakan event multi cabang olahraga terbesar kedua di dunia.
Mitra asing yang digandeng memilki pengalaman sebagai pelaksana pada 10 Olimpiade sebelumnya, termasuk event regional sekelas Asian Games.
(Baca juga: Piala Uber 2018 - Jepang Bayar Penantian Selama 37 Tahun)
"Mereka tidak kami tunjuk langsung, tapi mengikuti proses yang sesuai aturan dan transparan," ucap Creative Director Opening Ceremony Asian Games, Wishnutama.
Hal ini sejalan dengan semangat yang dibawa oleh Bung Karno ketika Asian Games 1962.
"Dari Asian Games lalu, terbukti kalau GBK tetap kita pakai sampai sekarang," ujar Wishnutama.
"Sekarang bukan hanya teknologi maju yang kita terapkan di venue, tapi juga ilmu dan kemampuan dalam menyelenggarakan acara berskala internasional, yang sangat bermanfaat untuk generasi mendatang," tutur Wishnutama.
Wishnutama mengaku bangga sebagai Warga Negara Indonesia dipercaya menjadi salah satu yang terlibat dalam pelaksanaan event akbar ini karena menurut dia ini merupakan kesempatan luar biasa dan jarang terjadi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Inasgoc |
Komentar