Musim kompetisi 2016 pasti menjadi kenangan yang sangat buruk untuk pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota.
Bagaimana tidak, di saat menempati peringkat dua dunia Momota justru harus merasakan sakitnya menerima larangan bertanding dari Asosiasi Bulu Tangkis Jepang karena terbukti melakukan judi ilegal.
Dengan adanya larangan tersebut, Kento Momota pun harus memupus harapan untuk tampil pada Olimpiade Rio 2016 dan Piala Thomas 2016.
Asosiasi Bulu Tangkis Jepang kemudian mencabut larangan bertanding itu pada 12 Maret 2017.
Setelah dicabut, pemain berusia 23 tahun ini kembali ke kompetisi internasionalnya pada Juli 2017 meski harus memulai lagi dari bawah.
(Baca Juga: Skuat Malaysia pada Piala Thomas 2018 Dituduh Tak Punya Semangat)
Pada comeback pertamanya, Kento Momota langsung sukses merengkuh gelar runner up di Canada Open 2017 dan memenangkan lima gelar berturut-turut setelah itu.
Pada tahun 2018, Momota seakan kembali menunjukkan kemampuannya untuk kembali ke peringkat teratas dunia dengan menampilkan performa yang mumpuni.
Momota lantas menunjukkan dominasinya dengan mengalahkan Shi Yuqi (China), Choi Tien Chen (Taiwan), Lee Chong Wei (Malaysia), termasuk mengalahkan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Chen Long, untuk memenangkan Kejuaraan Asia 2018.
Kento Momota juga sukses mengalahkan pebulu tangkis nomor satu dunia saat ini, Viktor Axelsen, pada pertandingan semifinal Piala Thomas 2018 antara Jepang dan Denmark.
Terakhir, pada laga final Piala Thomas saat menghadapi Chen Long, Momota kembali menorehkan kemenangan.
Meskipun pada akhirnya Jepang kalah 1-3 dari China pada partai puncak Piala Thomas 2018, Kento Momota terlihat jelas akan membuat sektor tunggal putra semakin kompetitif.
Tidak hanya itu, tekad Momota untuk kembali menjadi bintang bulu tangkis dunia juga semakin kentara.
Sebagai pemain yang sempat menghadapi hukuman berat, Momota ternyata memiliki mental kuat untuk bangkit dan mampu tampil gemilang seperti sekarang ini.
"Selama larangan bertanding, saya fokus meningkatkan kondisi fisik saya," kata Momota dilansir BolaSport.com dari Badminton Planet.
(Baca Juga: Pelatih Jepang Ungkap Alasan Merombak Nomor Ganda pada Final Piala Thomas 2018)
"Itu benar-benar saat yang sulit bagi saya. Namun, saya menggunakan waktu untuk mengevaluasi kesalahan saya dan memulai kembali karier saya," tambah Momota.
"Saya mengajar anak-anak muda bermain bulu tangkis. Dengan melihat seberapa keras latihan anak-anak itu, saya menyadari mengapa saya jatuh cinta dengan olahraga bulu tangkis untuk pertama kalinya," ujar Momota lagi.
Dengan performa gemilang saat ini, rasa-rasanya tinggal tunggu waktunya Momota untuk kembali pada papan atas rangking tunggal putra dunia.
Kento Momota pun pasti akan menjadi pemain yang sulit dikalahkan pada Asian Games dan Kejuaraan Dunia 2018 mendatang.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Badmintonplanet.com |
Komentar