Berbagai kejutan sukses dihadirkan para petenis top dunia saat bertarung pada France Open (Roland Garros) 2018, 21 Mei-10 Juni.
Petenis andalan tuan rumah yang digadang-gadang ingin beri kejutan di kandang sendiri, Richard Gasquet, harus mengakui kehebatan Rafael Nadal, saat kalah pada babak ketiga, dengan skor 3-6, 2-6, 2-6.
"Saya tidak merasa tua, tapi saya telah berusia 32 tahun dan sudah berada di sini sejak 2003. Jadi itu merupakan jalan panjang dalam karier saya," ujar Nadal yang merupakan juara bertahan Prancis Terbuka.
Nadal tak sendirian dalam memberikan kejutan. Petenis Serbia yang kini berperingkat ke-22 dunia, Novak Djokovic, kalah dari petenis peringkat ke-72 dunia, Marco Cecchinato pada babak perempat final.
Tanah liat lapangan Roland Garros menjadi saksi salah satu kisah besar di ajang Grand Slam. Bak Cinderella yang mampu meluluhkan hati pangerannya, Cecchi mampu membuat isi tribun kagum atas aksinya melawan Djokovic.
Ia mampu memanfaatkan peluang dengan kecepatannya dan terus berlari di tanah liat, sehingga sukses melaju ke babak semifinal.
Mantan petenis Belgia, Filip Dewulf, mengaku takjub dengan aksi Checci mengalahkan Nadal. Ia melihat Checci berpotensi memiliki nasib seperti petenis asal Brasil, Gustavo Kuerten atau yang akrab disapa Guga.
Pada 1997, Guga sukses membuat kejutan dengan menjuarai Prancis Terbuka.
Padahal, Guga tidak diunggulkan dan berada di peringkat 66 dunia saat mengikuti Prancis Terbuka. Kejutan tersebut sukses membuat Guga masuk ke peringkat 20 top elite dunia.
"Marco adalah cerminan Guga masa kini," ucap Dewulf, yang pada France Open 1997 kalah dari Guga di semifinal.
(Baca juga: Jadi Kepala Staf Kepelatihan yang Baru, Pria Ini Ingin Kurangi Jumlah Pemain di Pelatnas)
Tapi, Cecchi mungkin tidak cocok dengan alur cerita ala Guga. Pada babak semifinal, Cecchi akan menghadapi unggulan ketujuh, Dominic Thiem.
Thiem juga merupakan salah satu petenis yang menciptakan kejutan hebat di Paris. Ia mampu membungkam perlawanan petenis unggulan kedua, Alexander Zverev, dengan aksi forehand dan servis luar biasa.
Thiem juga mampu memanfaatkan cedera kaki kiri Zverev, dan mengunci kemenangan pada babak perempat final, dengan skor, 6-4, 6-2, 6-1.
"Saya memenangi laga terakhir melawan Thiem dan itu menjadi modal bagus untuk laga semifinal nanti. Saya juga percaya bahwa saya bisa mengalahkan Thiem," tutur petenis berpaspor Italia itu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar