Saat itu, IWF menggunakan tahun tersebut sebagai titik awal dalam menilai catatan doping para negara anggota untuk tujuan pemberian kuota Olimpiade Tokyo 2020.
Beberapa negara lain mendapat kuota terbatas di Tokyo karena mereka memiliki 20 atau lebih positif menggunakan doping dalam 10 tahun terakhir, termasuk Rusia dan Azerbaijan.
Kepala Eksekutif Federasi Angkat Besi Amerika Serikat (AS) Phil Andrews mengaku kecewa dengan langkah banding yang ditempuh Kazakstan.
(Baca juga: Ini Konsep yang Diusung dalam Video Musik Via Vallen untuk Asian Games 2018)
"Ini sangat mengecewakan dan membuat frustasi bahwa federasi Kazakstan telah memilih untuk mengajukan banding mengenai sistem kualifikasi Olimpiade," kata Andrews seperti dilansir BolaSport.com dari Insidethegames
"IWF telah melakukan pekerjaan hebat dalam melindungi atlet dalam sistem baru. Mereka telah menaruh banyak perhatian dan pemikiran dalam proses perubahan. Saya percaya mereka memiliki dasar hukum untuk menang," ujar Andrews.
Andrews memastikan bahwa Federasi Angkat Besi AS berpegang teguh dengan aturan baru IWF atas sistem kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Kapan sidang banding CAS atas Kazakstan tidak diumumkan oleh IWF. Namun, IWF yakin mereka berhasil menang atas banding yang diajukan Kazakstan.
Dalam sebuah pernyataan, IWF mengatakan bahwa tujuan prinsip dari sistem baru yang mereka pilih bertujuan untuk melindungi agar olahraga ini bersih dan menunjukkan bahwa proses kualifikasi telah disetujui oleh IOC.
Atlet akan diuji jauh lebih sering daripada di masa lalu karena mereka harus bersaing setidaknya enam kali dalam periode kualifikasi 18 bulan yang dimulai sejak 1 November.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | insidethegames.biz |
Komentar