Baru sehari Muhammad Subhan menginap di Kampung Atlet Kemayoran, dia sudah punya segudang keluhan. Salah satunya ketersediaan lift di Kampung Atlet Kemayoran.
Di Kampung Atlet Kemayoran, hanya tersedia dua lift yang dapat digunakan, di mana setiap lift maksimal digunakan dua orang pemakai kursi roda.
“Saya perlu menunggu tiga kali putaran untuk dapat memakai lift. Apa daya, kami enggak bisa naik tangga,” ujar atlet difabel bulu tangkis nomor singel putra itu, Selasa (26/6).
Tak hanya itu, Muhammad Subhan mengatakan setiap atlet difabel hanya mendapat 5 gelas air mineral setiap hari.
Padahal, idealnya setiap lorong lantai Kampung Atlet Kemayoran memiliki minimal satu galon air mineral.
“Saya sangat kesulitan mendapatkan air minum. Padahal, air minum menjadi kebutuhan utama selama istirahat di wisma atlet,” ujar Subhan kepada BolaSport.com.
(Baca Juga: Pencak Silat Terus Uji Coba demi Hasil yang Terbaik pada Asian Games 2018)
Selain itu, setiap atlet yang menginap di sana belum mendapatkan remote pendingin ruangan.
Hal itu membuat para atlet difabel bulu tangkis yang lebih dulu menginap di sana untuk kegiatan Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018 kegerahan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar