Striker Iran, Sardar Azmoun yang diturunkan di Piala Dunia 2018 memutuskan untuk pensiun dari tim nasional pada usia yang masih begitu muda, 23 tahun.
Alasannya, ibunya jatuh sakit keras setelah mengetahui putranya itu menjadi sasaran caci maki ketika membela Iran di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Ia menyebut keputusannya berhenti membela tim nasional sebagai langkah yang "menyakitkan".
Azmoun yang dijuluki 'Messi Iran' sebelum turnamen Piala Dunia mencetak 23 gol dalam 33 pertandingan untuk tim nasional Iran.
(Baca juga: Deretan Pesepak Bola Terbaik Saat Ini yang Mewakili Masing-masing Benua di Dunia)
Namun ia tidak berhasil menyarangkan gol dalam Piala Dunia di Rusia ini dan tim asuhan Carlos Queiroz tersebut harus puas berada di tempat ketiga Grup B, di bawah Spanyol dan Portugal.
Bertambah parah
Sebelumnya di babak kualifikasi, Azmoun menyumbangkan 11 gol dalam 14 pertandingan.
Azmoun bermain 90 menit penuh dalam tiga pertandingan Grup B di Rusia ini ketika Iran mengalahkan Maroko, kalah melawan Spanyol dan bermain imbang melawan Portugal.
Namun, menurut, Azmoun, kecaman yang diarahkan kepadanya membuat sang ibu jatuh sakit.
"Ibu saya berhasil sembuh dari penyakit serius dan saya gembira," ujar Azmoun.
"Malangnya, karena sikap tidak baik sebagian orang, dan caci maki - yang diarahkan kepada saya dan kepada sesama pemain satu tim - yang sebenarnya tidak pantas, penyakit ibu saya bertambah parah."
"Kondisi ini menempatkan saya pada posisi yang sulit di mana saya harus memilih salah satunya - dan saya memilih ibu saya."
(Baca juga: Parah Banget! 5 Pesepak Bola Ini Pernah Menikung Pacar Rekan Setimnya)
Azmoun pertama kalinya membela Iran ketika usianya 19 tahun. Kini ia bermain untuk klub Rusia, Rubin Kazan.
Ia tercatat sebagai pemain kelima Iran yang paling banyak mencetak gol sepanjang masa dan disamakan dengan pahlawan nasional Ali Daei, pencetak gol terbanyak di turnamen internasional dengan 109 gol dalam 149 penampilan.
Editor | : | Muhammad Shofii |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar