Susy menjelaskan bahwa seorang juara, bukan hanya saat di lapangan. Tetapi, bagaimana saat mereka mengatur dirinya sendiri, menjaga, bukan hanya target, tapi juga konsistensi berprestasi.
"Saya rasa seorang atlet tidak mungkin selalu ada di atas, pasti ada jatuhnya juga. Justru kekalahan ini jadi pembelajaran buat mereka untuk lebih naik kelas lagi dan konsisten di kejuaraan yang memang penting," tutur Susy.
"Kalau menang terus takutnya mereka sudah puas, itu faktor non-teknisnya. Musuh juga pasti jadi mengincar mereka. Nomor satu pasti selalu diincar dan mereka harus lebih mempersiapkan diri di kejuaraan berikutnya," ucap peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut.
Susy mengaku masih percaya dengan kemampuan Marcus/Kevin sebagai andalan Indonesia.
"Kalau mereka mau, bisa lebih fokus lagi, dan disiplin saya yakin mereka masih jadi yang terbaik karena mereka punya potensi yang luar biasa. Tetapi, mereka jangan merasa cukup sampai di sini."
(Baca juga: Indonesia Open 2018 - Anthony Ginting Tidak Mau Pikirkan Kemungkinan Bertemu Kento Momota)
Berdasarkan hasil undian yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo akan menghadapi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada babak pertama.
Jika lolos, Marcus/Kevin yang saat ini menduduki peringkat pertama dunia, berpeluang melawan rekan senegara lainnya, Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso, pada babak kedua.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar