Apalagi, Fury sekarang tengah meniti karier tinju jilid keduanya setelah mengalami depresi dan ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang.
Saat menang atas Seferi, imej negatif Fury tak sepenuhnya hilang.
Di mata sebagian besar pihak, Fury masih sama seperti dulu.
Hal itulah yang sangat ingin diubah oleh Davison.
"Semuanya luar biasa, tetapi kalo dia ingin saya lebih serius mengenai pertarungan ini, maka saya akan serius," ucap Fury.
"Saya tidak serius terhadap apapun seumur hidup saya, semuanya seperti senang-senang dan permainan saja, bahkan saat bertarung melawan (Wladimir) Klitschko. Saya tidak serius, saya hanya menari," kata Fury lagi.
"Namun, kalau Ben ingin serius, Ben akan mendapatkan itu. Saya akan melakukan itu dan melakukan tugas saya, dan itulah yang akan saya lakukan. Saya bahkan tidak akan tersenyum walau cuma sekali," tutur Fury.
(Baca juga: Asian Games 2018 - Presiden Jokowi Tinjau 5 Venue di Jakabaring Sport City)
Tyson Fury mencapai puncak karier tinjunya pada tahun 2015 setelah berhasil menyatukan gelar juara dunia WBA (Super), IBF, WBO, dan IBO.
Dia membukukan prestasi tersebut pasca-mengalahkan Wladimir Klistchko (Ukraina).
Namun, masalah personal yang menghinggapinya membuat Fury kehilangan seluruh sabuk juara dunianya tersebut.
Kini, setelah dinyatakan sembuh dari depresi dan ketergantungan obat-obatan terlarang, Fury pun siap kembali ke puncak dunia tinju.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Boxing News |
Komentar