"Saya akan menghadapi Fitriani (Indonesia) pada babak pertama kejuaraan dunia. Saya sudah pernah bertemu sebelumnya. Dia bermain bagus dan apa pun bisa terjadi," ucap Sindhu.
Pada Kejuaraan Dunia 2017, Sindhu menjadi runner-up setelah kalah dari Nozomi Okuhara (Jepang). Laga tersebut menjadi salah satu yang terlama karena berdurasi 110 menit.
Pertemuan antara keduanya berpeluang kembali terjadi pada perempat final Kejuaraan Dunia 2018.
"Saya tahu semua orang berbicara tentang Nozomi dan pertandingan saya, tapi saya belum bisa berpikir jauh. Sebelum bertemu Okuhara, masih ada Sung Ji-hyun (Korea) dan dia bukan pemain yang mudah dikalahkan. Belum lama ini saya kalah dari Sung pada Kejuaraan Asia," tutur Sindhu.
Belum lama ini, Sindhu kembali dikalahkan pada final Thailand Open oleh Okuhara.
"Saya memandang hasil pertandingan itu dengan cara yang positif. Dia bermain baik, tetapi sekarang sudah berakhir dan itu adalah awal yang baru. Pertandingan kami berlangsung kompetitif," ucap Sindhu.
(Baca juga: Kirab Obor Asian Games 2018 Kunjungi Kawasan Mandalika)
"Dia jadi Juara Dunia 2017 dan saya menang pada Korea Open. Dia mengalahkan saya di Jepang dan saya menumbangkannya di All England. Jadi, pada dasarnya level permainan kami sama. Yang membedakan adalah 2-3 poin penting," ujar Sindhu.
Berbicara tentang Asian Games, Sindhu mengatakan bahwa multi-event empat tahunan tersebut sulit karena standar dan kualitasnya seperti superseries.
"Semua pemain Asia ada di sana sehingga akan menjadi sulit. Meski begitu, saya senang dengan kemajuan performa saya. Saya sangat senang bisa mencapai final pada Commonwealth Games 2018," kata Sindhu.
"Saya sedikit lelah karena saya mengalami keseleo pada pergelangan kaki. Namun, saya mendapat medali perak dengan cara yang positif karen sebelumnya meraih medali perunggu. Semoga pada edisi berikutnya, saya mendapat emas."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Firstpost |
Komentar