Pebulu tangkis tunggal putri India, Pusarla Venkata Sindhu, tetap optimistis menghadapi Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2018 meski sudah gagal di final pada tiga turnamen.
Sindhu mulai mencuri perhatian bulu tangkis dunia setelah mendapat medali perak Olimpiade Rio 2016. Setelah itu, dia memenangi tiga gelar pada 2017 setelah menembus enam partai puncak.
Pada 2017, pemain berusia 23 tahun ini kalah pada final Kejuaraan Dunia, Hong Kong Open, dan BWF Superseries Finals.
Tahun ini, dia juga mencapai final pada India Open, Commonwealth Games, dan Thailand Open. Namun, dia gagal merengkuhnya.
"Terkadang saya kalah di final. Namun, selalu ada hal negatif dan positif ketika Anda kalah pada perempat final atau semifinal. Anda sebenarnya belajar banyak dari kesalahan-kesalahan itu. Anda bermain bagus tapi kadang-kadang Anda bisa melaluinya," kata Sindhu.
"Kekalahan itu tidak mengganggu saya karena datang ke final adalah hal terbaik berikutnya untuk meraih kemenangan. Maksud saya, kalah pada babak pertama dan kedua jauh lebih buruk karena saat Anda mencapai final, apa pun bisa terjadi," ucap Sindhu dilansir BolaSport.com dari Firstpost.
Karena itu, Sindhu ingin menebus kegagalannya di masa lalu pada kejuaraan dunia yang akan digelar di Nanjing, China pada 30 Juli-5 Agustus dan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September.
"Saya benar-benar ingin bermain baik di Kejuaraan Dunia. Saya telah mempersiapkan diri dengan baik, begitu pula pada Asian Games karena ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Jadi, saya tidak bisa tenang," aku Sindhu.
(Baca juga: Dua Mantan Ganda Putri China Ini Akan 'Reuni' di Australia)
"Saya akan menghadapi Fitriani (Indonesia) pada babak pertama kejuaraan dunia. Saya sudah pernah bertemu sebelumnya. Dia bermain bagus dan apa pun bisa terjadi," ucap Sindhu.
Pada Kejuaraan Dunia 2017, Sindhu menjadi runner-up setelah kalah dari Nozomi Okuhara (Jepang). Laga tersebut menjadi salah satu yang terlama karena berdurasi 110 menit.
Pertemuan antara keduanya berpeluang kembali terjadi pada perempat final Kejuaraan Dunia 2018.
"Saya tahu semua orang berbicara tentang Nozomi dan pertandingan saya, tapi saya belum bisa berpikir jauh. Sebelum bertemu Okuhara, masih ada Sung Ji-hyun (Korea) dan dia bukan pemain yang mudah dikalahkan. Belum lama ini saya kalah dari Sung pada Kejuaraan Asia," tutur Sindhu.
Belum lama ini, Sindhu kembali dikalahkan pada final Thailand Open oleh Okuhara.
"Saya memandang hasil pertandingan itu dengan cara yang positif. Dia bermain baik, tetapi sekarang sudah berakhir dan itu adalah awal yang baru. Pertandingan kami berlangsung kompetitif," ucap Sindhu.
(Baca juga: Kirab Obor Asian Games 2018 Kunjungi Kawasan Mandalika)
"Dia jadi Juara Dunia 2017 dan saya menang pada Korea Open. Dia mengalahkan saya di Jepang dan saya menumbangkannya di All England. Jadi, pada dasarnya level permainan kami sama. Yang membedakan adalah 2-3 poin penting," ujar Sindhu.
Berbicara tentang Asian Games, Sindhu mengatakan bahwa multi-event empat tahunan tersebut sulit karena standar dan kualitasnya seperti superseries.
"Semua pemain Asia ada di sana sehingga akan menjadi sulit. Meski begitu, saya senang dengan kemajuan performa saya. Saya sangat senang bisa mencapai final pada Commonwealth Games 2018," kata Sindhu.
"Saya sedikit lelah karena saya mengalami keseleo pada pergelangan kaki. Namun, saya mendapat medali perak dengan cara yang positif karen sebelumnya meraih medali perunggu. Semoga pada edisi berikutnya, saya mendapat emas."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Firstpost |
Komentar