Ia meneruskan tradisi suci yang diwariskan oleh Hisami Yokoyama (Asian Games 1994), Atsuko Wakai (1998 dan 2002), Nao Morooka (2006), serta ratu karate Rika Usami (2010).
Hanya, kendati telah mendapat pengakuan di level yang lebih tinggi, Shimizu tetap menganggap Asian Games sebagai turnamen yang punya makna penting.
"Itu pula yang membuat saya tetap ngotot dan merasa senang bisa menjadi juara di sini," tutur Shimizu kepada BolaSport.com.
Kegembiraan kontingen Jepang pun bertambah setelah Kiyuna memastikan gelar serupa.
Sukses ini sekaligus membuat tim karate Negeri Matahari Terbit kembali mengawinkan gelar kata perorangan putra dan putri di Asian Games.
Tradisi emas karate Jepang di nomor kata perorangan putra sempat terputus saat karateka Malaysia, Ku Jin Keat dan Lim Chee Wei, berhasil naik ke podium tertinggi pada edisi 2010 serta 2014.
Karateka yang disebut terakhir sejatinya sempat dianggap sebagai kandidat kuat di Asian Games 2018.
Namun, petaka menghampiri saat Chee Wei mengalami cedera lutut dan harus naik meja operasi medio Februari lalu.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar