Karateka asal Jepang, Kiyou Shimizu, berhasil menjadi yang terbaik di nomor kata perorangan putri Asian Games 2018 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Sabtu (25/8/2018). Pada nomor kata perorangan putra, Ryo Kiyuna, berhasil menjadi yang terbaik.
Jalan keduanya ke podium tertinggi seakan teramat mudah.
Kiyuna memenangi setiap babak dengan skor mutlak 5-0, termasuk saat menghadapi wakil Indonesia, Zigi Zaresta, di semifinal dan melawan karateka Taiwan, Wang Yita, pada partai puncak.
Sementara itu, Shimizu cuma sekali kehilangan kemenangan sempurna, tepatnya ketika 'hanya' menang 3-2 melawan karateka Hong Kong, Lao Mo Sheung Grace.
(Baca Juga: Karate Asian Games - Zigi Zaresta Persembahkan Perunggu bagi Indonesia)
(Baca Juga: Karate Asian Games - Zigi Zaresta: Perunggu buat Korban Gempa Lombok dan Bonus untuk Memberangkatkan Haji Orang Tua)
Sukses duet Jepang ini sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal mengingat status mereka yang sama-sama merupakan pemilik dua gelar juara dunia karate nomor kata.
Benar saja, Shimizu berhasil mempertahankan gelar yang diraihnya di Incheon, Korea Selatan, empat tahun silam.
Cewek manis berusia 24 tahun ini meneruskan sapu bersih karateka Jepang di nomor kata perorangan putri sejak cabang karate dimasukkan ke Asian Games pada 1994.
Ia meneruskan tradisi suci yang diwariskan oleh Hisami Yokoyama (Asian Games 1994), Atsuko Wakai (1998 dan 2002), Nao Morooka (2006), serta ratu karate Rika Usami (2010).
Hanya, kendati telah mendapat pengakuan di level yang lebih tinggi, Shimizu tetap menganggap Asian Games sebagai turnamen yang punya makna penting.
"Itu pula yang membuat saya tetap ngotot dan merasa senang bisa menjadi juara di sini," tutur Shimizu kepada BolaSport.com.
Kegembiraan kontingen Jepang pun bertambah setelah Kiyuna memastikan gelar serupa.
Sukses ini sekaligus membuat tim karate Negeri Matahari Terbit kembali mengawinkan gelar kata perorangan putra dan putri di Asian Games.
Tradisi emas karate Jepang di nomor kata perorangan putra sempat terputus saat karateka Malaysia, Ku Jin Keat dan Lim Chee Wei, berhasil naik ke podium tertinggi pada edisi 2010 serta 2014.
Karateka yang disebut terakhir sejatinya sempat dianggap sebagai kandidat kuat di Asian Games 2018.
Namun, petaka menghampiri saat Chee Wei mengalami cedera lutut dan harus naik meja operasi medio Februari lalu.
Ketika itu, Chee Wei diperkirakan baru pulih pada bulan April hingga terlalu mepet buatnya tampil di Asian Games 2018.
Jikapun bisa pulih tepat waktu, Chee Wei dianggap tidak akan siap berlaga di Asian Games 2018 karena tak pernah tampil di kejuaraan mana pun.
Hal terakhir inilah yang terjadi. Di Asian Games Jakarta-Palembang 2018, hanya sekali mampu memeragakan keindahan jurusnya karena langsung kalah dari karateka Kuwait, Hussain Mohhammad, dengan skor tipis 2-3.
Kegagalan Chee Wei menampilkan performa terbaiknya ini yang sedikit mengganggu hati Kiyuna.
"Kali ini, saya sebenarnya berharap karateka Malaysia bisa memperlihatkan level tinggi," kata karateka kelahiran 12 Juli 1990 itu saat ditemui BolaSport.com.
"Tetapi, di Asian Games ini saya tidak berkesempatan melawan karateka Malaysia," ujarnya.
Asian Games 2018 - Lewati Duel Alot, Tim Voli Putri Indonesia Libas Filipina https://t.co/Zw43DtthwH
— BolaSport.com (@BolaSportcom) August 25, 2018
(Baca Juga: Asian Games 2018 - Mixed Zone Semrawut, Juara Karate Asian Games Diperlakukan Tidak Layak)
Walau begitu, Kiyuna mengaku hal ini tak lantas mengurangi kebahagiaannya, terlebih saat memandang target yang menanti di depan.
"Saya sangat senang karena untuk pertama kalinya memenangi medali emas Asian Games," tutur Kiyuna.
"Saya akan membawa pengalaman yang saya dapatkan di sini untuk Olimpiade nanti," katanya.
Sebagaimana diketahui, karate akan menjalani penampilan debutnya di Olimpiade pada edisi 2020 yang berlangsung di Tokyo, Jepang.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar