Meski mendapat fasilitas pekerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil karena mendapat emas di Asian Games 2018, Hening Paradigma memilih untuk tetap berbisnis cireng.
Hening Paradigma menjadi salah satu atlet paralayang Indonesia yang meraih emas di nomor ketepatan mendarat beregu putra.
Hening dan kolega meraih emas setelah mengalahkan Korea Selatan dan Thailand yang meraih medali perak dan perunggu.
Para atlet yang mempersembahkan emas bagi Indonesia di Asian Games 2018 bakal mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Namun, agaknya tawaran tersebut tak cukup menarik bagi Hening.
Pria berusia 32 tahun itu mengatakan bahwa dirinya masih akan tetap menggeluti bisnis cireng yang telah dia kelola selama dua tahun.
Menurut Hening, berjualan cireng memiliki keunikan tersendiri dan berpeluang meraup keuntungan yang besar.
"Saya melihat cireng ini produknya unik. Padahal, sesuatu yang unik itu permintaannya tinggi dan kami bisa membuat harganya mahal," ujar Hening dilansir BolaSport.com dari Antara.
(Baca Juga: Atlet Bahrain Mencak-mencak, Juara Maraton Putra Asian Games 2018 Disebut Bermain Curang)
Usaha cireng yang diberi nama Margarasa itu kebanyakan dipasarkan di seputar Sumedang dan Bandung.
"Nama desa tempat usaha saya itu Margacinta, jadi biar namanya nggak susah banget pakai nama lokal saja. Karena cireng ini rasanya enak, jadinya Margarasa," tutur pria asal Semarang ini.
Setiap harinya, Margarasa memproduksi sekitar 100 kilogram cireng yang dijual grosir per tiga kilogram.
(Baca Juga: Pria Asal Bogor Antarkan Thailand Juara Paralayang Putri Asian Games 2018)
Selain bisnis cireng, Hening juga sempat bergelut di dunia valuta asing.
Namun demi fokus mengembangkan cireng Margarasa, Hening memutuskan untuk berhenti berbisnis valuta asing.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar