Pada gelaran Asian Games 2018, eSports menjadi salah satu cabang olahraga ekshibisi yang dipertandingkan. Tak seperti ajang olahraga yang lain, para pemain eSports tak perlu mengeluarkan keringat berlebih saat berlaga.
Asian Games 2018 menjadi ajang perkenalan bagi eSports yang menjadi salah satu olahraga baru yang dipertandingkan pada ajang empat tahunan ini.
Pada bulan November tahun lalu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengakui eSports sebagai salah satu cabang olahraga dan akan mulai memperebutkan medali pada Asian Games 2022.
Tahun 2018 ini, sebagai ajang perkenalan, ada enam gim digital yang dipertandingkan: Arena of Valor (AoV), Clash Royale, League of Legends (LoL), Starcraft II, Heartstone, dan PES 2018.
(Baca juga: Pelatih Tim Eropa Diusir Wasit karena Menekel Pemain Lawan yang Sedang Bawa Bola)
Pertandingan eSports mulai digelar pada Minggu (26/8/2018) sampai Sabtu (1/9/2018) di Britama Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta.
Salah satu atlet yang akan berlaga pada gelaran eSports Asian Games 2018 adalah Lee Sang-hyeok, pemain League of Legends profesional asal Korea Selatan.
Lee, yang menggunakan nama "Faker" dalam gim, adalah pemain LoL dengan pendapatan terbesar sepanjang sejarah, yaitu US$1,740,000 atau sekitar 25 miliar rupiah.
Ada Simbol Kehebatan Liliyana Natsir-Tontowi Ahmad di Rumah Senilai Rp 1,5 Miliar Milik Mereka https://t.co/HkkmhkwWpl
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 25 Agustus 2018
Asian Games 2018 menjadi ajang bagi Lee dan para pemain eSports yang lain untuk menunjukkan kehebatan mereka bersama para atlet dari olahraga tradisional yang lain.
"Olahraga tak berarti Anda harus berkeringat," ujar Lee, dilansir BolaSport.com dari Channel News Asia.
"eSports lebih menggunakan kehebatan mental daripada fisik," tutur pria berusia 22 tahun tersebut.
Lee mengakui bahwa para pemain eSports juga butuh latihan keras layaknya atlet olahraga tradisional yang lain.
The winner of Best Esports Player at The Game Awards is: Lee "Faker" Sang-hyeok. He's giving his speech on-screen. https://t.co/0SH2pPFKZg pic.twitter.com/3DEnCsIadz
— Sean Morrison (@sean_morrison) December 8, 2017
(Baca juga: Cristiano Ronaldo Cegah Kepindahan Satu Pemain Juventus ke Real Madrid)
"Kekuatan mental sangat dibutuhkan dan hal itu butuh banyak perjuangan dan latihan yang keras. Saya pikir eSPorts bisa jadi lebih keras dari olahraga lain," kata Lee.
"Tak adil rasanya jika mengatakan berolahraga butuh berkeringat," ujarnya.
Dengan lebih dari 250 juta pemain eSports di seluruh dunia, bukan tak mungkin IOC akan menambahkan cabang olahraga eSports pada gelaran Olimpiade mendatang.
Keinginan IOC untuk membuat kalangan muda menonton gelaran olahraga menjadi salah satu sebabnya.
(Baca juga: 5 Hal yang Kita Pelajari dari Liga Inggris Pekan Ketiga)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | channelnewsasia.com |
Komentar