Karena ditempatkan sebagai relawan untuk media, Nurul Rahman juga mendapat pembekalan kemampuan untuk menjalani tugas tersebut.
Total, dia sudah menjalani 10 hari sebagai relawan di cabang bulu tangkis. Nurul Rahman menceritakan pengalamannya sejak hari pertama sudah penuh momen berkesan.
“Hari pertama pertandingan, saya bertemu wartawan dari Taipei. Sulit sekali memberi pengarahan ke dia untuk tidak duduk di kursi selain kursi media,” kata Nurul Rahman.
Setelah dua jam, barulah wartawan tersebut mau menurut.
“Selesai pertandingan dia malah memberi saya pin cenderamata,” ujarnya.
(Baca Juga: Rekap Semifinal Asian Games 2018 - Indonesia Sukses Tempatkan 3 Wakil di Final, Ganda Putra Kunci Medali Emas)
Nurul Rahman tidak menampik, ada perbedaan antara komunikasi dengan wartawan lokal dan internasional dan faktor bahasa jadi persoalan utama.
“Kalau wartawan lokal kan mengingatkannya gampang dan mereka juga sudah paham aturannya. Wartawan asing mungkin ada yang paham bahasa Inggris, ada yang tidak terlalu paham. Belum lagi kalau mereka ada yang ngotot atau sulit menurut,” ucapnya.
Toh, pada akhirnya Nurul Rahman menikmati pengalamannya menjadi relawan di Asian Games 2018.
“Saya di sini bertemu banyak sesama relawan dengan beragam usia, yang lebih tua juga banyak. Jadi saya belajar soal cara komunikasi dengan beragam tipe orang seperti apa,” tutur Nurul Rahman.
Kenangan menjadi relawan Asian Games 2018 pun akan menempel di ingatan Nurul Rahman.
“Pengalaman ini nanti akan saya bagi ke teman-teman dan keluarga, juga sudah saya tulis di buku jurnal. Nantinya jurnal itu akan saya tunjukkan ke anak-cucu kelak,” katanya melanjutkan.
Tugas Nurul Rahman belum selesai. Dia masih akan mengawal final bulutangkis nomor perorangan Asian Games 2018 hingga Selasa (28/8/2018).
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar