Di Desa Tempursari, Hanoman adalah tokoh sentral dalam kesenian bermana Kethek Ogleng.
Pada pertunjukan Kethek Ogleng ada sosok kera yang menyuguhkan gerakan indah yang spontan dan atraktif.
Sosok kera inilah yang kemudian disebut sebagai Hanoman.
"Saya sudah melakukan hal ini (menjadi Hanoman) selama 15 tahun lamanya. Setiap kali ada acara besar seperti 17-an atau yang lainnya, saya memakai kostum Anoman," ujar pria berusia 55 tahun itu menjelaskan.
Dengan menjadi Hanoman selama belasan tahun, Sakimin pun kerap mendapatkan rejeki tidak terduga.
"Saat 17 Agustus-an tahun ini, saya mendapatkan sepeda gunung dari Bupati Wonogiri. Saya juga sering diberi beberapa uang untuk memotivasi agar terus melestarikan budaya," kata Sakimin mengenang.
(Baca Juga: James Selvaraj: Saya Tahu Alasan Rexy Mainaky, Morten Frost, dan Park Joo-boong Meninggalkan Bulu Tangkis Malaysia)
Tidak hanya itu saja, orang-orang juga sering meminta berfoto bersamaa dengan Sakimin.
Di acara Pit-pitan Haornas 2018, Sakimin tidak berangkat sendirian.
Bapak dari satu anak ini berangkat dengan 30 teman lainnya.
Bersama dengan teman-temannya, Sakimin ngontel (bersepeda) dari Wonogiri menuju Solo untuk mengikuti acara ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar