Tentu, sebagai fan Christian Ronaldo, Dedeh memilih Stadion Santiago Bernabeu, markas dari Real Madrid. Meski sang bintang tak lagi berseragam Madrid, ia merasa senang bisa mengunjungi tempat di mana CR7 berkarier.
"Saya tidak menyangka bisa melihat stadion ini secara langsung. Rasanya seperti harapan yang sudah lama disimpan, dan akhirnya terkabul," katanya.
Tak hanya itu, Dedeh juga diantar menuju Istana Kerajaan Spanyol alias Palacio Real de Madrid, tempat di mana Raja Spanyol, Felipe VI dan keluarganya bermukim. Di sana, ia menikmati berbagai macam arsitektur kuno yang berdiri sejak 1735.
Sudah pukul 21.00, matahari Spanyol pun terbenam. Sebelum pulang menuju asrama di Kompleks KBRI, Dedeh menerima kabar bahwa Duta Besar kembali ingin bertemu dengannya. Kali ini berbeda, karena pertemuan berlangsung di rumah dinas Hermono yang disebut Wisma KBRI.
Di Wisma KBRI, Dedeh dan timnya disambut oleh istri Duta Besar Hermono. Mereka pun diberi hidangan bakso yang dimasak langsung oleh Sang Istri. Mereka akhirnya berpisah sekitar pukul 23.00. Dedeh dan timnya pun kembali ke asrama di Kompleks KBRI dan langsung beristirahat.
Air mata Dedeh mengandung banyak arti, meski tak ada yang bisa menebak dengan pasti apa yang ada di pikirannya saat menangis depan Hermono. Mungkin, ia merasa bangga karena akhirnya ada perwakilan pemerintah yang mengangkat derajatnya lewat sambutan hangat.
Keberangkatan Dedeh untuk melakoni Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 cukup melelahkan. Hingga keberangkatannya ke Spanyol dua pekan lalu, ia belum menerima bantuan dana baik dari pemerintah maupun swasta.
Tidak hanya itu, ia pun tak mengejar bonus uang karena Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 memang tak menyertakan hadiah tersebut.
"Saya hanya merasa perlu terus berkompetisi mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia. Selama saya mampu, saya akan melakukan itu," tutur Dedeh.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar