"Saya belajar bahwa.. hidup itu adalah sebuah marathon, bukan sprint. Perlu planning, perlu jelas tujuannya, perlu manajemen energi, perlu kesadaran penuh atas bagaimana kondisi diri sendiri di setiap saat, dan kesadaran penuh atas di mana posisi diri kita setiap saat. Di kamu ke berapa kah kita? Dalam lari ini? Dalam hidup ini?" imbuh wanita berusia 36 tahun itu.
(Baca juga: Pesona Dian Sastrowardoyo saat Bawa Api Obor Asian Games 2018 di Kota Solo)
Ia juga menjelaskan bahwa hidup bukan hanya soal perlombaan melainkan menyelesaikan sesuatu yang telah kita mulai.
"Hanya dengan cara itulah, perlahan pada pace mu sendiri, tapi pasti, sesuai rencana. Rencanamu sendiri. Kamu lari bukan karena ingin lebih dulu dari orang di sebelah kamu, bukan untuk jadi yang paling depan, tapi simply untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai dan diniatkan dengan baik," lanjutnya.
View this post on Instagram
Wanita lulusan Universitas Indonesia itu mengaku beruntung bisa mengikuti lomba lari marathon kali ini.
"Apabila lari full marathon adalah sebuah analogi miniatur dari kehidupan, maka saya benar-benar bersyukur saya bisa diperbolehkan ikut dan berhasil menyelesaikan marathon ini. Karena saya jadi benar- benar belajar dari pengalaman ini. Jauh dari sekadar medali dan rasa bangga yang bisa didapatkan, tapi pelajaran, kontemplasi, dan banyak lagi yang mungkin gak cukup untuk dirangkum dalam beberapa kalimat. Terimakasih.., terimakasih.., terimakasih.." pungkasnya.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | instagram.com |
Komentar