Perjuangan I Wayan Damai sebagai penyandang disabilitas layak dianggap sebagai sosok inspiratif.
Pria asal Ubud, Bali, itu, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berkarya dalam segala bidang.
Damai, sapaan akrabnya, mengalami disabilitas di bagian kakinya karena penyakit polio yang diderita sejak kecil.
(Baca juga: China Open 2018 - Anthony Ginting, Khosit Phetpradab, dan Persamaan Jalan Menuju Final)
Sehari-hari, Damai harus beraktivitas dengan menggunakan kursi roda.
Namun, dalam kondisi tersebut, produktivitasnya tak bisa disepelekan begitu saja.
Bermodalkan kepercayaan diri dan semangat belajar tinggi, Damai mampu menghasilkan berbagai karya lukisan indah.
"Saya ini pelukis dari kecil. Pernah juga melukis di Yogyakarta bareng anak-anak ISI (Institut Seni Indonesia), tepatnya di Sanggar Suwung, Surokarsan," ujar Damai saat ditemui BolaSport.com di Lapangan Hoki Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (22/9/2018).
Berkat pergaulannya bersama para seniman di Yogyakarta, Damai banyak menyerap ilmu dan pengalaman yang membuat bakat melukisnya kian terasah.
Ia mulai mencoba membuat lukisan modern yang menjadi sarana untuk menyampaikan kritik sosial, khususnya tentang perlakuan terhadap penyandang disabilitas.
Sejumlah karya lukisannya pun diapresiasi, hingga Damai mendapatkan kesempatan untuk memamerkan kepada publik.
"Dulu saya kritik lewat lukisan. Lukisannya dipamerkan di Jepang, kemudian pernah juga di Yogyakarta," tutur Damai.
Damai pun tak cuma aktif sebagai seniman. Ia mengaku juga bekerja seperti orang-orang pada umumnya.
Di Bali, ia bekerja di sebuah tempat yang bergerak di bidang kerajinan tangan bernama Mitra Bali.
Terkadang Damai juga menjalani kegiatan sebagai pemandu wisata (guide) bagi turis-turis asing.
Damai sangat menikmati aktivitasnya sebagai pemandu turis asing karena bisa sekaligus mengasah kemampuannya dalan berbahasa Inggris.
Tak hanya itu, Damai juga sanggup menciptakan kursi roda untuk kaum difabel.
Merasa masih mampu melakukan kegiatan di bidang lain, Damai pun mulai mencoba aktif berolahraga.
Menurut Damai, awal dia terjun ke dunia olahraga semata-mata hanya untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
(Baca juga: Hasil China Open 2018 - Sukses Revans atas Chou Tien Chen, Anthony ke Final)
Sebagai penyandang disabilitas, Damai menyebut bahwa dia harus tetap bergerak aktif ketimbang cuma terduduk lemah di atas kursi roda.
Seiring berjalannya waktu, Damai merasa bahwa olahraga menjadi salah satu bidang baru yang cocok untuk digeluti.
Olahraga pertama yang ditekuni Damai yakni bola basket wheelchair, alias bermain basket dengan kursi roda.
Bersama rekan-rekannya di Bali, Damai aktif bermain basket wheelchair sampai kemudian tergabung dalam sebuah klub.
"Kebetulan di Bali itu ada semacam wadah yang menyediakan tempat di Bali International School. Awalnya dari situ. Dari seluruh Bali datang ke sana untuk main basket," ujar Damai.
Dari olahraga basket, Damai menjajal cabang lainnya, paracycling, yang membuat namanya sebagai sebagai atlet difabel semakin melambung.
Tak tanggung-tanggung, Damai sampai menyabet dua medali sekaligus pada ajang Asean Para Games 2017 di Malaysia, yakni perak dan perunggu.
(Baca juga: Tim Panjat Tebing Indonesia Raih 1 Emas dan 2 Perak pada Kejuaraan Elite Dunia di China)
Tak puas dengan bola basket dan paracycling, Damai kemudian mencoba lawn bowls, sebuah cabang olahraga yang sebetulnya masih sangat asing di Indonesia.
Damai tertarik menekuni lawn bowls karena olahraga ini membutuhkan konsentrasi tinggi serta suasana hati yang baik.
Damai terhitung sudah mengenal lawn bowls dari komunitasnya di Bali sejak 3 tahun lalu. Namun sebelumnya, dia tidak menekuni olahraga itu secara rutin.
"Lawn bowls itu olahraga yang asyik. Olahraga ini pakai rasa, akurasi, dan lemparannya itu harus benar-benar pakai hati. Mirip-miriplah seperti olahraga menembak. Kalau pikiran kita lagi ke mana-mana, pasti nggak bagus hasilnya," kata Damai.
Tekun di olahraga lawn bowls, Damai pun akhirnya ditetapkan oleh Komite Paralimpik Nasional Indonesia sebagai atlet cabang olahraga tersebut untuk Asian Para Games (APG) 2018.
Bagi Indonesia, inilah kali pertama mereka menurunkan wakil dalam cabang olahraga lawn bowls.
Indonesia pun menjadi negara peserta lawn bowls termuda di antara peserta lainnya yakni Korea, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Jepang.
Fakta itu tak mengendurkan semangat Damai. Ia tetap optimistis Indonesia bisa bersaing ketat dengan negara lain untuk memperebutkan medali olahraga lawn bowls.
Terus berkarya, Damai!
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar