Keduanya lalu bercerita tentang awal kisah mereka bertemu. “Saya ingat, itu terjadi di gokart. Waktu itu saya sedang berjuang merebut pole position, tapi di tikungan terakhir kamu menutup jalan saya sehingga terpaksa saya start dari posisi tujuh,” ujar Sean sambil tertawa.
“Benar, maaf ya. Kamu jadinya start di belakang saya, kan?” tutur Gio.
Selepas itu, Sean dan Gio seperti sulit dipisahkan. Keduanya kerap satu tim, apakah itu di gokart, F3 Eropa, lomba ketahanan mobil.
Gio memang disponsori Jagonya Ayam sejak junior, namun ada timbal baliknya, yakni dia menjadi mentor bagi Sean yang empat tahun lebih muda.
“Saya sangat berutang budi dengan Jagonya Ayam, mereka mendukung saya sejak junior hingga sampai ke F1,” kata Gio.
(Baca Juga: Ketua Umum KONI Kota Bogor, Benninu Argoebie, mempersiapkan atlet-atlet potensial.)
Tiga Pebalap di F1 Gio memang tergolong pebalap cepat, terbukti saat dia jadi juara dunia gokart.
Permintaan Jagonya Ayam agar dia membina Sean terlihat di saat keduanya ikut Formula Pilota China. Gio jadi juara dan Sean di peringkat empat klasemen akhir.
Selebihnya, bila tidak bertarung dalam kejuaraan yang sama Gio kerap membantu Sean dari pinggir trek. Seperti terlihat selama Sean ikut F2 di mana Gio selalu mendampingi Sean di grid, sebelum start.
(Baca Juga: Sean Gelael Merasa Lebih Segar Hadapi Sisa Balapan Formula 2 Musim 2018)
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar