Manfaat diet mediterania telah lama menjadi perhatia para ahli. Bahkan, beberapa ahli mengklaim pola diet ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Tak hanya itu saja, sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti di University of East Anglia menyimpulkan, wanita yang mengikuti pola diet mediterania memiliki risiko lebih rendah untuk terkena stroke, dibandingkan pria.
Riset yang dipublikasikan dalam Jurnal American Heart Association ini menunjukkan bahwa wanita berusia lebih dari 40 tahun yang mempraktekkan diet mediterania mengalami penurunan risiko stroke lebih dari seperlima.
Sayangnya, hal ini tak berlaku pada pria yang juga mengikuti pola diet serupa.
Atas temuan ini, Ailsa Welch -salah satu periset, menyarankan agar wanita mengurangi risiko stroke dengan mengikuti diet mediterania.
Diet mediterania sendiri terinspirasi dari makanan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk Spanyol, Italia, dan Yunani.
Pola makan ini terdiri dari berbagai buah-buahan dan sayuran, banyak ikan, sejumlah produk susu dan daging dalam porsi kecil yang bersumber dari hewan selain ikan.
Makanan khusus yang membentuk diet mediterania dapat bervariasi sesuai dengan budaya dan etnis yang berbeda.
Namun, komponen yang menentukan diet pada dasarnya cenderung sama. Victoria Taylor, ahli diet senior di British Heart Foundation, menekankan pada konsumsi lemak sehat.
"Diet khas Mediterania termasuk mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, sereal dan produk sereal, seperti roti gandum, pasta dan beras merah," kata dia.
Ia menambahkan, pola diet ini juga menyarankan konsumsi ikan daging putih, dan beberapa produk susu dalam jumlah sedang.
Ini adalah kombinasi dari semua elemen yang tampaknya membawa manfaat kesehatan.
Tapi, salah satu aspek utamanya adalah konsumsi lemak sehat.
"Minyak zaitun, yang merupakan lemak tak jenuh tunggal, paling sering dikaitkan dengan diet mediterania, tetapi lemak tak jenuh ganda terdapat pada kacang, biji dan minyak ikan," ucapnya.
Banyak orang percaya mengonsumsi banyak lemak dapat merugikan bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Namun, mengonsumsi jenis lemak yang tepat dalam jumlah yang wajar juga memberikan tubuh dan otak bahan bakar yang cukup.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar