Banyak orang menganggap olahraganya sudah cukup untuk menunjang rencana penurunan berat badan.
Padahal, bisa saja cara olahraga yang dilakukan keliru sehingga tak memberi hasil. Olahraga sendiri banyak jenisnya.
Mulai dari olahraga fleksibilitas seperti yoga atau pilates, kardio seperti lari atau zumba, hingga angkat beban seperti yang banyak dilakukan di pusat kebugaran.
"Mungkin kombinasi pola latihannya salah," tutur founder @thefamousfitness itu.
Mengatur pola olahraga menurutnya adalah hal yang gampang-gampang susah.
Misalnya, ketika tujuan seseorang adalah fat loss (penurunan lemak) bukan weight loss (penurunan berat badan) maka orang tersebut tak hanya butuh kardio, namun juga butuh angkat beban untuk membentuk otot.
"Kardio itu enggak bisa membentuk otot. Kardio doang enggak bikin perut sixpack," tuturnya.
4. Massa otot
Ketika seseorang rutin berolahraga, maka ada kemungkinan otot orang tersebut bertambah.
Apalagi jik olahraga yang dilakukan adalah angkat beban. "Misalnya berat dia 50kg lalu otot naik 1 kg, lemak turun 1kg. Ya berat badan dia akan stabil. Tapi badannya lebih kecil," kata Alvin.
Badan yang terisi lemak dan terisi otot akan memiliki bentuk yang berbeda, meskipun secara angka timbangan sama.
"Kalau fat (lemak) akan gede banget. Jadi walaupun berat sama, badan orang yang berotot kelihatan lebih kecil dibanding yang berlemak," ucap dia.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar