"Makanya, nanti kami juga akan membuat beberapa event pada 2019 yang melibatkan para gamers amatir, mahasiswa, dan pro player. Nanti kami pun akan mengundang juga Presiden Joko Widodo, karena E-sport ini bukan sekadar game, tetapi juga ada sisi lain yang berkaitan dengan ekonomi kreatif," kata dia melanjutkan.
Ashadi Ang juga menuturkan, bukti berkembangnya E-sport di Indonesia yakni adanya developer (pembuat game) di Indonesia yang karyanya sangat diminati oleh gamers di luar negeri.
(Baca juga: Mobile Legends: Bang Bang Hadirkan Hero yang Terinspirasi dari Nyi Roro Kidul)
Contohnya saja game DreadOut, sebuah game karya anak bangsa yang diangkat menjadi film dan bakal tayang pada awal 2019.
Prospek cerah dunia esport Tanah Air juga dinyatakan Bayu Putra Sentosa, atlet E-sport yang menjadi pelatih kepala E-sport Indonesia pada Asian Games 2018.
Menurut Bayu yang masih berusia 24 tahun, dunia E-sport sangatlah menjanjikan karena bisa menjadi sumber penghasilan, khususnya bagi kalangan muda.
Awalnya, kata Bayu, pihak keluarga mempertanyakan aktivitasnya di E-sport karena bermain game dinilai hanya membuang waktu dan tak bermanfaat.
Namun, kini Bayu sudah mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya karena bisa mendapatkan penghasilan besar dari E-sport, dan sempat mewakili Indonesia dalam berbagai ajang internasional.
"E-sport memang masih tergolong baru, tetapi masa depannya cerah. Profesi di dunia E-sport menjadi impian saya waktu kecil. Di negara seperti China atau Amerika, E-sport sudah ada sejak lama," kata Bayu.
"Tahun 2015 saja, saya mewakili Indonesia pada ajang E-sport di Korea," ucap Bayu yang merupakan spesialis games League of Legends (LoL).
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar