Kemenangannya pada Kejuaraan Eropa pertama dalam usia 20 tahun sejak debut cabang olahraga tersebut pada Olimpiade 1992 adalah sesuatu yang tidak pernah dibayangkan Marin ketika dia mulai bermain.
Baca juga:
- Persahabatan PV Sindhu dan Carolina Marin seperti Rafael Nadal dan Roger Federer
- Carolina Marin Senang PV Sindhu Bisa Akhiri Kutukan Spesialis 'Runner-up' Setelah Menjuarai BWF World Tour Finals 2018
- Pengakuan Carolina Marin Tentang Federasi Bulu Tangkis Spanyol
"Bulu tangkis tidak begitu populer di Spanyol. Saya hanya bermain bulu tangkis seperti hobi dan tidak terlalu berpikir untuk menjadi juara dunia," kata Marin.
"Ketika saya pindah ke pusat bulu tangkis nasional saat berusia 14 tahun, saya mulai berpikir tentang apa yang saya inginkan yakni menjadi pemain bulu tangkis. Saya hanya ingin menjadi yang terbaik di dunia," aku Marin.
Marin mengakui bahwa dia akan berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya.
"Saya harus banyak melakukan pengorbanan. Itu benar-benar sangat sulit," ujar Marin.
Setelah meraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Marin mengalami cedera. Kali terakhir, dia berkutat dengan cedera di kaki kanannya yang membuatnya absen dari BWF World Tour Finals 2018.
Marin menemukan aturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang mengharuskan 15 pebulu tangkis teratas untuk mengikuti setidaknya 12 turnamen per musim.
Aturan tersebut dinilai Marin terlalu melelahkan dan dia menginginkan federasi bulu tangkis di setiap negara berbuat lebih banyak untuk melindungi para pemain dari cedera.
"Saya pikir mungkin mereka (BWF) harus berpikir lebih banyak tentang para pemain karena para pemain adalah hal utama bagi federasi dunia atau federasi Spanyol atau federasi apa pun," katanya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar