"Sekarang kapan pun saya pulang, orang-orang sudah mulai mengenali saya. Mereka menghentikan saya jika mereka melihat saya di mal atau semacamnya dan meminta foto bersama saya," ucap Liew.
Bagi pemain berusia 31 tahun ini, itu bukan keberhasilan pertamanya pada turnamen mayor. Sebelumnya, dia mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark) yang merupakan Juara Dunia 2017 pada final French Open 2012.
Dia menjadi satu-satunya putra tunggal putra Malaysia setelah Lee Chong Wei yang memenangkan gelar superseries.
Baca juga:
- Daftar Total Hadiah Uang yang Diraih 25 Pebulu Tangkis Indonesia Sepanjang Tahun 2018
- Bulu Tangkis Bukan Satu-satunya Cabor yang Diharapkan Sumbang Emas Pertama Olimpiade untuk Malaysia
"Orang-orang mulai berharap lebih dari saya dan itu memberi saya banyak tekanan. Saya mulai berjuang," ujar Liew.
"Saya berusaha keras dan pada beberapa pertandingan saya tidak berhasil. Saya mulai meragukan bakat saya sendiri dan berkali-kali, saya berpikir untuk menyerah," aku Liew.
Alih-alih menaiki tangga, dia berada di bawah tekanan dan jatuh ke dalam lubang depresi. Akibatnya, dia berhenti dari timnas bulu tangkis Malaysia pada usia 20-an setelah final Piala Thomas 2014, di mana Malaysia kalah 2-3 dari Jepang.
"Saya kalah dalam pertandingan penentu (melawan mantan Dunia No 12 Takuma Ueda). Itu adalah titik terendah dalam karir saya. Saya merasa lebih baik berhenti bermain karena ada banyak tekanan dan saya tidak bisa tampil," tutur Liew.
Pada 2016, Liew secara resmi keluar dari timnas bulu tangkis Malaysia dan memilih jalur sebagai pemain profesional.
Dengan dukungan penuh dari orangtua dan pelatihnya, Liew tidak menyerah dan terus berlatih secara mandiri untuk mengikuti turnamen.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | firstpost.com |
Komentar