Setelah tidak lagi menjadi pemain, Nitya Krishinda Maheswari punya kegiatan baru di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur dengan menjadi pendamping pelatih kepala ganda putri nasional Indonesia, Eng Hian dan Chafidz Yusuf (asisten pelatih).
Peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 bersama Greysia Polii ini sudah mulai terlihat membantu melatih para pemain pelapis di skuat tim utama ganda putri.
Peran baru itu dijalani perempuan berusia 30 tahun tersebut setelah dia memutuskan tidak akan lagi berkompetisi alias gantung raket.
"Tetapi, saya pikir ada hal yang bisa saya bagi, hal apa pun dalam bentuk sharing atau program latihan yang pernah saya dapat bisa diterapkan dengan cara begini, begitu. Sebetulnya lebih ke sharing sih, bukannya menggurui," kata Nitya seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
Saat mencoba sebagai bagian dari kepelatihan di Cipayung, Nitya merasakan tanggung jawabnya yang sudah berbeda.
"Kalau jadi pemain itu tanggung jawabnya misalnya telat bangun pagi atau telat latihan. Sebagai pelatih bukan berarti tidak ada tanggung jawab, malah lebih besar tanggung jawabnya karena membimbing atlet untuk jadi lebih baik itu tidak gampang," ucap Nitya.
"Walaupun baru merasakan, jadi tahu, oh begini toh rasanya jadi koh Didi (panggilan akrab Eng Hian)," aku putri dari mantan pesepak bola nasional, Panus Korwa itu.
Nitya mengatakan bahwa dia tidak bisa membiarkan atlet mendapat program dan hanya berjalan begitu saja. Tetapi, pelatih juga harus melihat secara detail apakah gerakan atlet benar
"Dulu nggak kepikiran jadi pelatih, mikirnya saya sebagai atlet ya all out, latihan yang benar dan kasih prestasi semampu saya. Kemarin ada waktu kosong setelah cedera, saya kepikiran, apa enak ya nggak ada kegiatan lagi?"
"Tetapi, di sisi lain saya masih tidak bisa meninggalkan bulu tangkis. Dengan adanya tawaran dari koh Didi seperti ini, oh saya jadi bisa memberi untuk PBSI, untuk negara, dalam konteks berbeda, namun di bidang yang sama," ujar Nitya.
Baca juga:
- Nitya Krishinda Akui Kini Lebih Paham Peran Pelatih
- Motivasi Nitya Krishinda Jadi Asisten Pelatih Ganda Putri
Menurut Nitya, tantangan terbesar di tim ganda putri tidak terlalu berat karena bertanggung jawab dalam latihan dan mengikuti pertandingan
"Tetapi, mereka agak kurang dari segi tanggung jawab ke diri sendiri. Ini sangat luas seperti bangun pagi, dari hal-hal kecil. Misalnya telat latihan, dari sini sudah mulai kelihatan," ucap Nitya.
"Soal kemauan. Semua atlet pasti punya kemauan untuk juara. Tetapi, bisa terlihat mana yang cuma mau doang, mana yang mau dan benar-benar mau menjalankan," ujar Nitya.
Dalam menjalankan tugasnya, Nitya sering berkonsultasi dengan Eng Hian yang sudah mengenal kepribadian dan juga pernah menjadi pelatihnya dan belum menemukan hambatan berarti.
"Masih baru banget ya, jadi saya belum bisa menilai apa-apa. Saya nggak mau terlalu membatasi diri dan bikin gap bahwa saya bukan pemain lagi, nanti gimana gimana. Malah nanti anak-anaknya tidak nyaman ke saya. Pasti ada batasan, tetapi nggak terlalu kelihatan," aku Nitya.
Jika diminta mendampingi pemain bertanding di lapangan, Nitya mengaku siap menjalaninya.
"Kalau diminta, ya saya mengikuti. Tanggungjawab saya kan sudah beda, mungkin itu jadi tantangan buat saya. Dulu saya yang dikasih tahu, sekarang sudah punya pengalaman bagaimana sih suasana di pertandingan," kata Nitya.
Setelah mengalami cedera lutut cukup berat pada 2016, Nitya Krishinda Maheswati sempat berkompetisi pada turnamen internasional di 2018.
Namun, Nitya tidak lagi berpasangan dengan Greysia. Dia bertandem Yulfira Barkah dan Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Duet Nitya bersama Yulfira maupun Ketut tidak berjalan lama setelah Nitya kembali mendapat cedera saat mengikuti turnamen Thailand Open 2018 yang membuat dia harus naik meja operasi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar