Baca juga: Sempat Bilang Rumput SUGBK Aneh, Pelatih Islandia Kini Beri Nilai 10
Karena tadinya merupakan lapangan desa biasa, masih banyak warga yang keberatan apabila Lapangan Sakti Lodaya ditutup dan hanya boleh digunakan untuk kegiatan sepak bola.
Padahal, terlalu banyaknya orang yang menginjak-injak rumput tentu akan berdampak terhadap menurunnya kualitas rumput.
Belum lagi, rumput membutuhkan perawatan khusus yang harus dilakukan rutin.
"Merubah pola pikir masyarakat tidak gampang," ujar Yudi.
Yudi masih optimis dengan masa depan Lapangan Sakti Lodaya.
Dengan sosialisasi yang baik, ia yakin lambat laun warga akan mengerti dengan keputusannya untuk menutup lapangan untuk umum.
Apalagi, di desa tetangga juga masih ada lapangan biasa yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan di luar sepak bola.
Baca juga: Man City Raih Tiga Poin karena Rumput Stadion Wembley
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar