Edy Rahmayadi membuka Kongres Tahunan PSSI dengan ucapan pengunduran dirinya dari tampuk kepemimpinan.
Edy Rahmayadi kini dapat lebih fokus kepada urusan-urusannya di Pemerintahan Sumatra Utara.
Pasalnya, Edy Rahmayadi tak lagi terbebani dengan segudang permasalahan pelik di organisasi yang juga dipimpinnya ini.
PSSI, menurut Edy Rahmayadi merupakan organisasi yang mengidap "sakit komplikasi".
Seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun Bali, banyak kasus rumit yang mendera organisasi yang dipimpin olehnya sejak 2016 dan tak mampu diatasi olehnya.
(Baca Juga: Indra Sjafri Pulangkan Lima Pemain dari TC Timnas U-22 Indonesia, Dua Milik Persib, Satu Persjia)
"Ada persoalan yang begitu fenomenal. Dari suporter, pemain, sampai terjadi korban. Ada menyalahi hukum dengan pengaturan skor dan sebagainya," ujar Edy, ketika ditemui pewarta di sela-sela Kongres PSSI.
Sepanjang kiprahnya sebagai organisatoris, pria yang berstatus sebagai Gubenur Sumatra Utara ini dibuat kewalahan oleh PSSI.
Dia tak sungkan-sungkan mengakui, meski hanya sekadar tersirat, bahwa PSSI seperti "anak nakal" yang sulit diatur.
"Saya tidak tahu. 32 tahun saya jalani organisasi, PSSI ini yang paling berat yang saya alami," tuturnya, menambahkan.
(Baca Juga: Tony Sucipto Bicara Insiden 'B6' Stadion Manahan kala Persib Kalah WO dari Persija)
Terkait keputusannya mundur dari Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi mengakui tak ada tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
“Tidak ada paksaan, ini olahraga tidak ada tekan menekan. Ini adalah keputusan yang paling baik untuk bangsa kita. Saya membahas rencana mengundurkan diri semalam dan meminta izin kepada EXCO PSSI," katanya.
Keputusannya itu murni datang dari dirinya sendiri.
Dia merasa jika tetap mempertahankan egonya, hajat orang banyak terkait sepak bola akan terhambat.
(Baca Juga: Persib Bandung Kembali Pulangkan Satu Lagi 'Urang Sunda')
“Alasannya saya adalah agar PSSI berjalan mulus, PSSI punya masa depan untuk anak bangsa. PSSI adalah pemersatu anak bangsa. Jangan karena satu dua orang, PSSI terganggu,” ucapnya.
Akan tetapi, pernyataannya tersebut amat kontradiktif atas sikap yang ditunjukkan sebelumnya.
Ketika tuntutan kepada dirinya untuk melepaskan jabatan begitu tinggi, beberapa waktu lalu, Edy dengan tegas mengatakan tak akan melepaskan amanah rakyat tersebut.
Tentu saja, asumsi-asumsi liar terkait keputusan yang terkesan mendadak ini terus berkembang di benak masyarakat pencinta bola.
(Baca Juga: Sebut Kompetisi Indonesia Tak Jauh Berbeda dari Thailand, Terens Puhiri Kunci Hatinya untuk Borneo FC)
Kongres PSSI sendiri dilaksanakan di sebuah hotel di kawasan Nusa Dua, Bali.
Kongres dibuka sekira pukul 09.00 WITA, Minggu (20/1/2019).
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Bali.tribunnews.com |
Komentar