Baca Juga: Berhadiah 708 Juta, Fernando Torres Tampil di Piala Tahun Baru Imlek
“Kami awalnya bertemu dengan Mbah Putih. Dia memberi saran kepada saya untuk bertemu Nasrul Koto,” tutur Vigit.
“Setelah itu saya bertemu beliau dan menanyakan tentang kenapa tim kami seperti ini. Setelah itu pertandingan kami aman-aman saja. Maksudnya, sudah tidak lagi diganggu dari perwasitan,” ucap Vigit menambahkan.
Vigit menambahkan, dirinya harus merogoh kocek sebesar Rp25 juta-Rp50 juta kepada oknum PSSI tersebut.
Namun, Vigit menolak disebut melakukan pengaturan skor pada kasus tersebut.
“Uang itu hanya untuk memberikan kontribusi dari tekanan yang diberikan oleh beberapa pihak di PSSI," kata Vigit.
"Jadi kami berikan uang itu untuk menjamin agar kami tidak dikerjai. Kami tidak pernah melakukan pengaturan skor sama sekali,” ucapnya.
Vigit Waluyo juga menyebut bahwa PSSI saat ini perlu melakukan reformasi total.
Baca Juga: Jelang Piala Indonesia, Manajer Persebaya Katakan Bonek Sudah Berubah
Sebab, internal PSSI saat ini rawan mengalami konflik kepentingan karena adanya rangkap jabatan.
"Contohnya di dewan perwasitan, itu selalu menopang klub-klub yang dihuni orang yang punya jabatan," kata Vigit Waluyo.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | surabaya.tribunews.com |
Komentar