Ia mengisahkan kejadian seperti itu sudah dialami saat masih berkarier di Liga Belgia, tepatnya kala berseragam KRC Genk pada periode 2007-2011.
"Saya telah mengalami hal serupa saat di Belgia," ujar Courtois, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Marca.
"Saat menghadapi Anderlecht, mereka [fan] melempari saya korek api dan saat menghadapi Eupen, mereka melempari bir.
"Saya tak mendapati reaksi negatif di jalanan, terlepas dari kejadian bahwa salah satu fan meneriaki saya 'Ayo Atleti' saat saya berada di SPBU," imbuhnya.
Thibaut Courtois: "Atletico Madrid'e gitmek gençken iyi bir seçimdi ancak her zaman Real Madrid taraftarıydım" pic.twitter.com/1ihxjvh1Ci
— Sporx (@sporx) February 2, 2019
Baca Juga : Real Madrid Targetkan Striker Frankfurt untuk Perkuat Lini Depan
Kiper terbaik pada Piala Dunia 2018 itu menegaskan tak akan memedulikan cemoohan dan reaksi negatif yang didaratkan kepadanya.
"Sebagian besar mereka melakukannya terbatas di sosial media, ketika seseorang dengan mudahnya melakukannya secara anonim, atau dengan meludahi gambar saya di stadion," ucapnya.
"Saya tak peduli. Jika itu membuat mereka bahagia, maka itu baik bagi mereka.
"Jika mereka [fan Atletico] melempar sesuatu di kepala saya pekan depan, baiklah. Itu tidak akan memengaruhi saya dan justru akan menjadi motivasi tambahan," tutur pemuda 26 tahun ini.
Courtois berpeluang akan menghadapi reaksi tersebut kala Real Madrid bersua Atletico di Stadion Wanda Metropolitano dalam laga pekan ke-23 Liga Spanyol, Sabtu (9/2/2019).
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | marca.com, transfermrkt.com |
Komentar