Kelemahan antisipasi bola mati akan coba ditangani sebelum laga melawan Kamboja yang menjadi salah satu fokus pembenahan.
"Kami akan memperbaikinya, sebab walaupun Kamboja tak punya pemain tinggi, mereka memiliki pemain yang cukup baik," tutur asisten pelatih tim, Nova Arianto.
Adapun PR kedua timnas U-22 Indonesia berkaca pada hasil laga kontra Malaysia adalah problem efisiensi pemanfaatan peluang.
Marinus Wanewar dkk bukannya tidak mampu mendobrak pertahanan musuh, tetapi penyelesaian akhir mereka yang kurang mantap.
Statistik Pertandingan
????????Indonesia U22 2-2 Malaysia U22????????
Ball Poss.: 56%-44%
— Labbola (@labbola) February 20, 2019
Attempts (On Target): 16(10) - 11(3)
Pass Acc.: 72% - 71%
Aerials Won: 15 - 19
Fouls Committed: 14 - 18
Corners: 11 - 4#TimNasDay
Masih menurut data Labbola, sepanjang laga Indonesia melepaskan 10 tembakan tepat sasaran, sedangkan Malaysia cuma tiga.
Terlepas dari faktor kiper, kemampuan dua tim melahirkan jumlah gol yang sama menunjukkan Malaysia tampil lebih efektif karena cuma melewatkan satu peluang tepat sasaran menjadi gol.
Sementara itu, ada 8 percobaan akurat Tim Garuda Muda yang gagal dikonversi menjadi gol walau menemui sasaran.
Baca Juga : Gol Pilar Tampan Malaysia Nodai Asa Timnas U-22 Indonesia ke Semifinal
Segala kekurangan ini wajib diperbaiki timnas U-22 Indonesia dalam duel kontra Kamboja nanti.
Indra Sjafri selaku juru taktik timnas U-22 Indonesia mengaku melakukan pendekatan individual sebagai upaya pembenahan sektor pertahanan.
"Kesalahan dan kekurangan tim itu tidak bisa diperbaiki dalam satu hari, tetapi pasti kami akan membenahi secara individu," ucap Indra Sjafri dikutip BolaSport.com dari Antara, Kamis (21/2/2019).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | antaranews.com, Labbola |
Komentar