Menurut dia, Crismonita sudah tampil terbaik dan hasil kejuaraan ini menjadi pengalaman buat mereka.
"Pengalaman yang baik karena ini kali pertama kepengurusan kami mengirimkan atlet di Kejuaraan Dunia. Ini bisa jadi pengalaman bagi tim manajer, pelatih dan semuanya untuk meningkatkan performa dan menambah jaringan, terutama ke UCI (Federasi Balap Sepeda Internasional)," kata Oktohari yang mendampingi langsung perlombaan atletnya.
Baca Juga : Hasil Play-off IBL Pertamax 2019 - Satria Muda Pijak Semifinal
Okto, demikian ia biasa disapa, juga meyakini bahwa dalam tiga bulan ke depan atletnya bisa mampu tampil lebih kompetitif.
Apalagi, saat ini, Crismonita dan dua pebalap disiplin lainnya akan mendapat program beasiswa UCI di Swiss.
"Beasiswa ini untuk menambah kepercayaan diri mereka di Olimpiade karena olahraga ini terukur. Tidak ada yang instan, semua harus dipersiapkan matang. Ini sudah on the track tinggal kami konsisten dan pemerintah serta stakeholders mendukung. Kami yakin bisa jadi nomor pendulang emas di multievent," ujar Okto.
Lebih lanjut, Okto berharap hasil Crismonita ini juga diharapkan menjadi pelecut kebangkitan balap sepeda Indonesia.
"Ini juga menjadi penghargaan karena kami baru saja kehilangan dua mantan Ketua Umum ISSI, Hari Sapto Dan Edmound JT Simorangkir. Saya mewakili kepengurusan PB ISSI turut berduka cita dan semoga bisa meneruskan perjuangan balap sepeda ke arah lebih baik," kata dia.
Baca Juga : 5 Hal Menarik dari Laga Panas Tottenham Vs Arsenal
Sementara itu, Manajer Timnas Balap Sepeda Indonesia Budi Saputro mengungkapkan bahwa dia dan tim pelatih cukup kaget dengan catatan waktu yang diraih Crismonita pada UCI World Track Championship 2019.
"Ini di luar ekspektasi karena catatan terbaik Crismon di ACC kemarin 35,981 detik," tutur Budi.
"Tim pelatih awalnya memperkirakan catatan waktunya bakal berada di 35,4 detik atau 35,5 detik. Namun, ternyata lebih tajam lagi," kata dia lagi.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | PB ISSI |
Komentar